Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang Study Banding ke Desa Gombong

Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan sedang menyampaikan materi peran Dinas Pertanian Kab. Pemalang dalam mewujudkan kemandirin pangan melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan sedang menyampaikan materi peran Dinas Pertanian Kab. Pemalang dalam mewujudkan kemandirin pangan melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Selasa (17/02), Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang melaksanakan kegiatan pengembangan Desa Mandiri Pangan (DMP) yaitu kegiatan sekolah lapang atau study banding dengan Kelompok Afinitas Tunas Muda Desa Gombong, Membentuk kelompok memang mudah namun untuk mengelola menjaga agar kelompok dan kegiatan tetap aktif tidaklah mudah, Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Tunas Muda dibentuk sejak tahun 2016 di Dukuh Silemped desa Gombong, Kec. Belik Kab. Pemalang  dengan Akta Notaris pada tangal 12 April 2016 dan SK desa Nomor 141/5/Tahun 2017.

Kelompok yang tengah sukses dalam mewujudkan kemandirian pangan ini memiliki permodalan awal senilai Rp. 4.370.000 berasal dari swadaya kelompok dan bantuan Domba Gibas sejumlah 30 ekor berasal dari bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah, bantuan domba tersebut dikelola secara komunal menjadi 3 kandang dengan sistem pengembangan ternak domba dengan cara menjual cempe ditukar dengan induk yang baru. Dalam pengembangan ternak tersebut sudah mencapai populasi 106 ekor namun ada 11 ekor yang meninggal sehingga saat ini menjadi 95 ekor. Kelompok afinitas muda juga melakukan kemitraan dengan KWT Sumber Rejeki sehingga dapat meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kelompok. Kelompok tersebut telah mempunyai prestasi yaitu Juara I Lomba Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Tingkat Kabupaten Pemalang Tahun 2019, Juara I Lomba Tanaman Hias Tingkat Kec. Tahun 2017 (KWT Sumber Rejeki), Juara 1 Lomba DMP Tahun 2019 Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tidak heran kini dilirik kabupaten lain yang ingin memiliki desa seperti Desa Gombong terutama dalam pengembangan DMP.

Tim dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang tiba di desa Gombong sekitar pukul 11.00 disambut rintikan hujan dan tabuhan rebana dari kwt Sumber Rejeki. Dihadiri peserta kurang lebih sejumlah 30 orang, hadir pula dari Dinas Pertanian Kabupataen Pemalang  Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan dan Ibu Retno Widyaharti, SP.MP Kasi Kerawanan Pangan dan stafnya Bapak Iswanto.  Acara dibuka sambutan Bapak Karso selaku Kasi Pelayanan Desa Gombong dalam acara tersebut juga disampaikan beberapa kiat-kiat atau kunci sukses dalam mempertahankan eksistensi Kelompok Afinitas Tunas Muda diantaranya yaitu :

  • Rutin melaksanakan rapat anggota setiap hari Jumat Pon untuk membahas kegiatan kelompok.
  • Kelompok memiliki AD / ART Kelompok yang tercantum dalam Akta Notaris
  • Memiliki buku-buku administrasi
  • Mengembangkan usaha kelompok, seperti:
  1. Usaha pupuk kompos
  2. Budidaya tanaman hias
  3. Budidaya ternak ayam potong
  4. Budidaya ternak Kelinci dan Lebah
  5. Budidaya tanaman holtikultura
  6. Budidaya tanaman Nanas 10 Ha
  7. Mengembangkan Pakan Ternak (Rumput Odot)
  8. Mengembangkan warung DMP yang dikelola oleh KWT

Beberapa pertanyaan di ajukan salah satunya dari Bapak Yulianto pengurus kelompok tani dari Desa Plumutan Kecamatan Bancak, tanya jawab selesai dilanjut pengejekan lapangan dengan meninjau dan belajar langsung di tempat. Ditemui setelah selesai jamuan makan siang Bapak Bambang Widodo Spt. selaku Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kabupaten Semarang merasa terkesan dapat bersilaturahmi di desa Gombong dengan disambut hujan dirinya mengatakan merupakan berkah ”Harapan setelah ini dapat ditiru di kelompok afinitas yang ada di kabupaten Semarang wong apik yo kudu ditiru to”. imbuhnya

 

Beasiswa Bagi Siswa Berprestasi

Pendidikan merupakan pondasi penting dalam membangun dan mengembangkan potensi diri dimasa depan, tidak hanya pengetahuan yang diperoleh namun dengan adanya pendidikan dapat membangun pula karakter sikap sopan santun seseorang, menunjang karir atau pekerjaan, bahkan dapat pula mengubah impian menjadi kenyataan. Wujud perhatian pemerintah desa Gombong kini tidak hanya pada infrstruktur semata hal ini terwujud dari adanya beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan salah satunya yaitu pada bidang pendidikan

Dalam rangka meningkatkan semangat belajar dan motivasi berprestasi siswa-siswi sekolah dasar di Desa Gombong. Pemerintah Desa Gombong memberikan beasiswa  bagi siswa-siswi yang berprestasi bertepatan dengan berakhirnya Ujian Semester I yang telah dilaksanakan. Untuk tahun 2019 Pemerintah Desa Gombong baru mengalokasikan beasiswa tersebut pada dua sekolah dasar yaitu SD Negeri 01 Gombong dan SD Negeri 05 Gombong yang dananya bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2019. Beasiswa diperuntukan bagi siswa-siswi yang berprestasi yakni yang memperoleh peringkat 1,2 dan 3 dikelasnya. Jumlah keseluruhan penerima beasiswa tersebut adalah 36 siswa. Adapun pembagian beasiswa dilaksanakan pada Rabu (18/12/2019) oleh Kaur Keuangan dan Kasi Kesejahteraan Desa Gombong diawali apel yang dipimpin oleh Bapak Untung S.Pd selaku Plt Kepala Sekolah SD Negeri 01 Gombong. Pembagian beasiswa berlangsung dengan tertib terlihat raut wajah gembira siswa-siswi yang beruntung mendaptakan beasiswa tersebut.

Ditemui di ruangannya Kepala Desa Gombong ibu Hadiatun N. mengatakan dirinya telah menugaskan Kaur dan Kasi yang membidangi kegiatan tersebut, Beliau berharap siswa termotivasi untuk bisa berprestasi. “Harapan adanya pemberian beasiswa tersebut yaitu supaya dapat memberikan motivasi berprestasi pada siswa-siswi yang lain, membentuk individu-individu yang bertanggung jawab, berdaya saing sehat dan kreatif.” Ujarnya

Kabut Ditangkap, Air Didapat

Pemaparan Alat Penangkap Kabut (Fog Catcher) oleh Mahasiswa KKN Undip
Pemaparan Alat Penangkap Kabut (Fog Catcher) oleh Mahasiswa KKN Undip

PEMALANG (07/02). Meskipun berada di daerah perbukitan tidak membuat Desa Gombong mempunyai sumber mata air. Tidak adanya sumber mata air menjadi permasalahan utama yang ada di Desa Gombong, apabila musim kemarau tiba. Pasalnya sumber air masyarakat Desa Gombong hanya mengandalkan air hujan. Pompa yang terdapat di rumah-rumah tidak akan berfungsi jika musim kemarau tiba karena tidak adanya sumber air. Guna mensiasati kekeringan, masyarakat Desa Gombong biasanya membeli tangka berisi air dengan harga yang relatif mahal, namun jumlahnya terbatas. Selain membeli dengan dana pribadi, masyarakat Desa Gombong juga mengandalkan bantuan dari pemerintah setempat untuk mendapatkan air bersih.

Berawal dari permasalahan itu salah satu mahasiswa KKN Undip bernama Hanif Muhammad Rakha (21) mencoba untuk membantu mencari jalan keluar dengan membuat alat penangkap kabut, melalui alat tersebut diharapkan dapat menghasilkan air dari kabut-kabut yang berada di Desa Gombong. Dikarenakan terletak di kawasan pegunungan, terdapat  beberapa bukit dengan intensitas kabut yang tebal. Tiga bukit tersebut berada di tengah desa dan di utara desa.

Pembuatan alat penangkap kabut dilakukan dengan menggunakan paranet. Percobaan instalasi alat dipasang pada salah satu bukit yang berada di tengah desa yaitu Bukit Aringkuk. Proses menangkap kabut menggunakan alat tersebut dilakukan selama satu minggu guna mendapat hasil yang maksimal. Setelah melakukan percobaan, alat penangkap kabut kemudian disosialisasikan kepada masyarakat yaitu pada Kelompok Tani Tunas Muda, Jumat (7/2) dan perangkat desa, Senin (10/2). Diharapkan dengan adanya alat penangkap kabut ini masyarakat dapat menindaklanjuti dan mengembangkannya di desa, sehingga masyarakat dapat mendapatkan alternatif sumber air lain, terutama dalam pengairan di perkebunan.

Mahasiswa KKN UNDIP bersama Disporapar Jateng rancang lapangan desa menjadi wisata olahraga

Pemalang (31/01), Tempat wisata adalah tempat yang paling banyak dicari oleh orang-orang untuk melepaskan penat dari kesehariannya, tak terkecuali wisata olahraga yang sedang banyak diminati oleh masyarakat umum. Hal ini juga yang melatarbelakangi Kepala Desa Gombong untuk merancang wisata olahraga, dengan dibantu oleh Sarah Hanifia (21) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bekerjasama dengan Disporapar Jateng di Desa Gombong.

Desa Gombong mempunyai lapangan desa yang berada di dekat SD 01 dan SD 05 Gombong, dimana lapangan desa ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi wisata olahraga yang nantinya masyarakat Desa Gombong dapat berolahraga dan menjalani kegiatan-kegiatan positif di tempat itu. Mahasiswa KKN UNDIP yang bekerjasama dengan Disporapar Jateng mengusulkan konsep “Taman Sehat” yang dapat digunakan oleh masyarakat Desa Gombong untuk menyehatkan tubuh dengan cara berolahraga seperti olahraga permainan, olahraga yang menggunakan alat, bersepeda, dan olahraga aerobic (lari, senam, dan lain-lain). Hasil dari rancangan ini diseminasikan kepada Kepala desa, perangkat desa, dan kelompok tani Tunas Muda pada tanggal 31 Januari 2020.

Diharapkan dengan adanya rancangan “Taman Sehat” sebagai wisata olahraga baru di Desa Gombong dapat menjadi masukan bagi pemerintah desa dan masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata olahraga ini. Karena dengan pengelolaan yang baik dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat dan dapat memfasilitasi pemasaran produk lokal yang ada di Desa Gombong

Tingkatkan Daya Jual Produk, Mahasiswa Undip Kenalkan Marketplace pada Kelompok Tani

 

PEMALANG (30/01/2020), Kamis (30/1), Mahasiswa KKN Undip melakukan kegiatan sosialisasi mengenai optimalisasi pemasaran guna meningkatkan daya jual produk olahan. Kegiatan diawali dengan pengenalan mengenai pemasaran, lalu kemudian penjelasan mengenai branding produk, packaging, serta penggunaan marketplace atau situs belanja online. Dalam pengenalan marketplace, mahasiswa KKN Undip menunjukan tata cara  salah satunya adalah langkah mengunggah (upload) produk pada situs marketplace. Melalui sosialisasi tersebut diharapkan KWT Sumber Rezeki dapat meningkatkan daya jual produk olahan dan dikenal diberbagai kalangan masyarakat tidak hanya di wilayah Desa Gombong.

Desa Gombong mempunyai potensi sayur mayur yang sangat besar, alhasil mayoritas masyarakat desa memilih bekerja sebagai petani sayur, selain petani tidak sedikit juga masyarakat yang memilih sebagai peternak. Mengingat banyaknya petani sayur di desa mengakibatkan pada menumpuknya sayuran hasil panen yang tidak laku terjual dipasaran. Hasil panen yang tidak laku tersebut kemudian dibuang atau bahkan dibiarkan membusuk. Dari latar belakang tersebut kini telah banyak kelompok-kelompok tani yang sadar dan memanfaatkan sayuran yang menumpuk tersebut. Salah satu langkah memanfaatkan hasil pertanian adalah dengan membuat produk olahan.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Rezeki merupakan kelompok tani yang terletak di Dukuh Silemped, dan termasuk dalam salah satu kelompok tani yang memproduksi produk olahan. Beberapa produk yang dihasilkan adalah keripik singkong, kerupuk wortel, stik labu siam, dan yang paling menarik, dodol labu siam. Kelompok tani yang telah menjuarai kompetisi Desa Mandiri Pangan Provinsi Jawa Tengah ini diketuai oleh Ibu Watri. Meskipun telah menjuarai salah satu kompetisi tingkat provinsi, kelompok tani ini masih kesulitan dalam memasarkan produk olahan. Produk olahan yang ada masih banyak dipasarkan di dalam Desa Gombong sendiri. Pemasaran yang belum maksimal ini hanya dilakukan secara langsung dengan cara menitipkan produk pada warung maupun toko. “Ini dijualnya masih di warung-warung sini sih, sama biasanya nunggu dari pesenan orang juga” ujar Ibu Watri, Ketua KWT Sumber Rejeki kepada mahasiswa KKN Undip. Dari masalah tersebut, mahasiswa KKN Undip kemudian tergerak untuk memberikan sosialisasi mengenai pemasaran produk supaya kelompok tani penjualan produk dapat dilakukan dengan maksimal.

 

Perpustakaan Desa: Sarana Belajar Alternatif Masyarakat

jaman yang modern dengan adanya gadget dan peralatan elektronik lainnya minat baca dengan media buku sepertinya mulai berkurang, kebanyakan anak-anak sekarang lebih gemar bermain handphone, game, ps dan sebagainya. Buku bacaan kini tidak lagi dilirik apalagi dibuka dan dibaca padahal banyak manfaat dalam membaca bagi anak-anak diantaranya yaitu

  • Melatih daya ingat
  • Melatih susunan berbicara yang baik
  • Memperluas pengetahuan dasar
  • Mengenal variasi huruf
  • Meningkatkan kreativitas
  • Membentuk pola perilaku di keluaga dan lingkungan sosial
  • Mengenal konsep baru

Sebuah ruang kecil ditengah-tengah ruang pkk dan ruang serbaguna kantor kepala desa Gombong terkesan gelap, lembab, berdebu dengan setumpukan buku-buku mengundang rasa prihatin kepala desa akan adanya perpustakaan desa yang telah berdiri sejak tahun 2009 diberi nama Perpustakaan Gemar Baca namun kini sudah tidak ada yang gemar membaca di perpustakaan tersebut bahkan hampir sudah tidak ada pengunjung, beberapa usaha untuk menghidupkan kembali perpustakaan  tersebut diantaranya  yaitu pengadaan buku-buku, melayangkan surat pada sekolah-sekolah dan memfasilitasi adanya free wifi di mana sekarang ini anak-anak lebih suka mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dengan membuka internet. Usaha tersebut sepertinya belum membuah kan hasil hanya 1 (satu) kelas dari SDN 01 Gombong yang mau mengunjungi perpustakaan tersebut, dan kebetulan datang mahasiswa KKN dari UNDIP (Universitas Diponegoro) Semarang dan kebetulan pula ada yang dari jurusaan ilmu perpustakaan, dari situlah Kepala Desa ibu Hadiatun N. meminta agar menghidupkan kembali perpustakaan yang ada berharap bangunan kokoh yang telah dibangun dan buku-buku yang ada tidak sia-sia dapat dimanfaatkan dengan baik. Tindak lanjut dari permintaaan kepala desa Gombong dalam rangka mengenalkan Perpustakaan Desa Gombong, mahasiswa KKN Undip mengundang dan mengajak murid sekolah dasar untuk mengunjungi perpustakaan desa yang berlokasi di Balai Desa Gombong pada Kamis (6/2). Murid sekolah dasar yang berkunjung merupakan murid kelas tiga SD Negeri 01 Gombong sejumlah 47 anak. Kegiatan pengenalan perpustakaan dilakukan dengan mengajak para murid masuk dan memanfaatkan langsung perpustakaan desa, selain itu dijelaskan pula mengenai jam buka perpustakaan, jenis-jenis koleksi buku yang tersedia, serta tata cara peminjaman buku perpustakaan.

Kegiatan ini kemudian dilanjut juga dengan kegiatan penumbuhan minat baca melalui dongeng dan pemutaran film. Dongeng dan film yang ditampilkan mengandung pesan akan pentingnya membaca. Pembacaan dongeng dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip, cerita yang disampaikan mengandung akan manfaat dan pentingnya membaca. Film yang diputar merupakan film pendek yang berkisah mengenai seorang anak yang mengubah jalan hidupnya mejadi lebih baik dengan membaca.  Melalui kegiatan tersebut diharapkan murid sekolah dasar dapat lebih memahami dan mengerti akan pentingnya membaca dan tergerak untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan desa.

Beberapa sekolah dasar di Desa Gombong masih belum memiliki perpustakaan, sehingga kunjungan murid ke perpustakaan desa ini dapat menjadi alternatif sarana belajar bagi anak-anak dan masyarakat desa. Perpustakaan Desa Gombong memiliki koleksi buku anak meliputi buku cerita, cerpen, komik, buku edukasi, dan bahkan buku pelajaran. Selain buku anak, terdapat pula koleksi buku mengenai pertanian, peternakan, kesehatan, agama, dan lain sebagainya. Perpustakaan desa kini dapat dikunjungi setiap hari Senin hingga Jumat pada jam 09.00 – 12.00.

Antusiasme anak-anak terlihat dari surak suara, tepuk tangan,  ikut serta menyanyi dan berebut menjawab pertanyaan. Riang terlihat wajah mungil gelagak tawa anak-anak dalam mengikuti setiap gerakan-gerakan yang di pandu oleh kakak-kakak KKN.

Ayu , Sarah , Alung , dan Nurul berhasil mencuri perhatian anak-anak dengan gerakan dan nyanyian ayam tersebut, ketika tiba sesi pertanyaan dengan diimingi sebuah hadiah untuk anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan, mereka berlomba mengangkat tangan tinggi-tinggi seraya berharap maju menjawab pertanyaan dan mendapat hadiah. 4 orang anak yang beruntung mendapatkan hadiah diantaranya yaitu Diva, Dinda, Banu dan satu lagi yaitu ketua kelas dari kelas 3 tersebut bernama Abdan. Acara selasai sekitar pukul 11.30 diakhiri dengan doa bersama.

 

Bantuan Rumah Tidak Layak Huni

Rumah milik ibu Tarmini salah satu warga penerima bantuan
Rumah milik ibu Tarmini salah satu warga penerima bantuan

Selasa (04/02), Tim Fasilitasi Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) Kecamatan Belik mengadakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan Dana Desa tahap II dan tahap III tahun 2019 salah satunya kegiatan berupa bantuan perumahan rumah tidak layak huni (RTLH) jumlah penerima 5 (lima) orang bukti Pemerintah Desa Gombong memerhatikan warganya yang memiliki rumah namun belum/tidak layak huni.
Menurut UU Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. adapun bantuan perumahan lainnya di tahun 2019 antara lain bantuan provinsi penerima sejumlah 3 (tiga) orang, bantuan Kabupaten penerima sejumlah 20 (dua puluh) orang dan BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) sumber dana dari APBN. BSPS ada dua jenis kegiatan yaitu PBRS (Pembangunan Baru Rumah Swadaya) dan PKRS (Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya) program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta prasarana, sarana dan utilitas dengan syarat penerimanya yaitu sebagai berikut :
– WNI yang sudah berkeluarga
– Memiliki atau menguasai tanah dengan alas hak yang sah yaitu tidak dalam sengketa dan sesuai tata ruang wilayah
– Belum memiliki rumah atau memiliki dan menempati satu-satunya rumah dengan kondisi tidak layak huni
– Belum pernah memperoleh BSPS atau bantuan perumahan
– Berpenghasilan paling banyak sebesar upah minimum provinsi
– Bersedia berswadaya dan membentuk kelompok dengan pernyataan tanggung renteng
Di Desa Gombong baru pertama kali pelaksanaan BSPS jenis kegiatan PKRS yaitu sebesar Rp. 17.500.000,-/ orang dengan jumlah penerima 25 (dua puluh lima) orang berbeda dengan bantuan perumahan lainnya penerima dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, program tersebut mempunyai prinsip antara lain :
– Tepat sasaran, prosedur, waktu, pemanfaatan dan akuntabel
– Masyarakat pelaku utama
– Bantuan Pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat
– Pengungkit keswadayaan masyarakat
– Gotong-royong dan berkelanjutan
– Fasilitator pendamping masyarakat
– Output rumah layak dan terhuni

Hari Jadi Kabupaten Pemalang

Jum’at (24/01), merupakan hari jadi Kabupaten Pemalang yang ke 445 tema yang diambil kali ini yaitu “Kerja Bersama untuk Pemalang Maju” semarak rangkaian acara diselenggarakan sebagai peringatan hari jadi ke-445 Kabupaten Pemalang Tahun 2020 diantaranya Bupati Cup Pemalang Soda Racing, Pentas Wayang Kulit, Khaul Pangeran Benowo, Ziarah Makam Leluhur, Sema’an Al Qur’an , Tahlil dan Do’a Bersama,  Kirab Pataka Pemalang start dari Balai Desa Sungapan dan finish di Pendopo Kabupaten Pemalang , Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kab. Pemalang, Pengajian Akbar, Road to Kilau Raya Live MNC TV, Lomba Burung Berkicau, Festival Seni dan Budaya, Sport Vaganza, Pemalang Expo, Gelar Budaya Taman, Ruwat Banyu Taman, Boyog Kenthongan, Pengajian Akbar, Tumpengan, Karnaval Produk Unggulan, Gelar Budaya, Taman Run, Gathering dan Kompetisi Airsoft Nasional, Offroad dan Trabas. Bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Pemalang alangkah baiknya kembali mengingatkan sejarahPemalang.

Masa Kadipaten dibawah Kerajaan Mataram

Sejak sekitar 1622–1623, wilayah Pemalang sudah menjadi apanase (daerah kekuasaan) Pangeran Purbaya dari Mataram, yang mana seorang Kyai Lurah mewakilinya sebagai pelaksana pemerintahan setempat (stads houder).[11][12]

Seorang tokoh bernama Raden Maoneng diyakini masyarakat Pemalang sebagai salah seorang leluhur mereka.[13] Makamnya di Dukuh Maoneng, Desa Bojongbata, di pinggir Kecamatan Pemalang sebelah selatan banyak dikunjungi peziarah.[13] Beberapa sumber menyebutkan adanya tokoh bernama Tumenggung Mangun-Oneng, yaitu seorang panglima perang Sultan Agung yang memimpin pasukan Mataram dalam penaklukkan Surabaya pada tahun 1625.[14] [15]

Pada masa Sunan Amangkurat I memerintah Mataram (1645–1677), Pemalang sudah berkembang menjadi salah satu dari kota-kota niaga maritim di pesisir utara Jawa, yang diatur dan diawasi dengan ketat oleh Mataram.[8]

Catatan Belanda menyebutkan bahwa Mataram mengangkat para adipati (stedehouders) dan syahbandar (sabandars of te tolmeesters) di kota-kota tersebut, serta memiliki dua pejabat tinggi (commissarissens) pengawas pesisir khusus untuk memastikan monopoli Mataram atas kegiatan perdagangan mereka.[8]

Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan tahta pemerintahan di Mataram setelah pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun 1678.

Masa Perang Diponegoro

Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah oleh Bupati yang bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823–1825 yaitu pada masa Bupati Reksadiningrat. Catatan Belanda menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak Belanda dalam perang Diponegoro di wilayah Pantai Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati Tegal, Kendal dan Batang tanpa menyebut Bupati Pemalang.

Sementara itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog van 1825–1830 dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826. Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.

Pada tahun 1832, Bupati Pemalang yang Mbahurekso adalah Raden Tumenggung Sumo Negoro. Pada waktu itu kemakmuran melimpah ruah akibat berhasilnya pertanian di daerah Pemalang. Seperti diketahui Pemalang merupakan penghasil padi, kopi, tembakau dan kacang. Dalam laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan afdeling dan Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Afdeling Pemalang dibagi dua yaitu Pemalang dan Randudongkal. Dan Kabupaten Pemalang terbagi dalam 5 distrik. Jadi dengan demikian Pemalang merupakan nama kabupaten, distrik dan Onder Distrik dari Karisidenan Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.

Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama terdapat di Desa Oneng. Walaupun tidak ada sisa peninggalan dari Kabupaten ini namun masih ditemukan petunjuk lain. Petunjuk itu berupa sebuah dukuh yang bernama Oneng yang masih bisa ditemukan sekarang ini di Desa Bojongbata. Sedangkan Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua dipastikan berada di Ketandan. Sisa-sisa bangunannya masih bisa dilihat sampai sekarang yaitu disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan). Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kabupaten yang sekarang ini (Kabupaten Pemalang dekat Alun-alun Kota Pemalang). Kabupaten yang sekarang ini juga merupakan sisa dari bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda. Yang selanjutnya mengalami beberapa kali rehab dan renovasi bangunan hingga kebentuk bangunan joglo sebagai ciri khas bangunan di Jawa Tengah.

Masa Kolonial Belanda

Pada tahun 1918, di Pemalang berdiri organisasi pergerakan wanita Wanito Susilo, yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.[16]

Kabupaten Pemalang mantap sebagai suatu kesatuan administratif pasca pemerintahan Kolonial Belanda. Sejak tahun 1948, Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Pemalang berkedudukan di Pemalang.[17]

Hari Jadi dan Sesanti

Sebagai suatu penghomatan atas sejarah terbentuknya Kabupten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang. Hal ini selalu untuk memperingati sejarah lahirnya Kabupaten Pemalang juga untuk memberikan nilai-nilai yang bernuansa patriotisme dan nilai-nilai heroisme sebagai cermin dari rakyat Kabupaten Pemalang.

Salah satu alternatif penetapan hari jadi Kabupaten Pemalang ialah pada saat diumumkannya pernyataan Pangeran Diponegoro untuk mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823. Namun, berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang, hari jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575, atau bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon tanggal 1 Syawal 1496 Je 982 Hijriah. Keputusan tersebut selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang. Tahun 1575 diwujudkan dengan bentuk Surya Sengkala Lunguding Sabda Wangsiting Gusti yang mempunyai arti harfiah: kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan mempunyai nilai 5751. Sedangkan tahun 1496 Je diwujudkan dengan Candra Sengkala Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal yang mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk, persatuan/menjadi satu dengan mempunyai nilai 6941.

Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang adalah Pancasila Kaloka Panduning Nagari, dengan arti harfiah lima dasar, termashur/terkenal, pedoman/bimbingan, negara/daerah dengan mempunyai nilai 5751

Geografi

Kabupaten Pemalang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara astronomis, kabupaten ini terletak antara 109°17’30” – 109°40’30” BT dan 6°52’30” – 7°20’11” LS. Luas wilayah kabupaten ini ialah sebesar 111.530 km².

Ibu kota kabupaten ini adalah Kota Pemalang, yang terletak di ujung barat laut wilayah kabupaten dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tegal. Kabupaten ini berjarak kira-kira 135 km ke arah barat dari Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, atau jika ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu lebih kurang 3-4 jam. Kabupaten Pemalang berada di jalur pantura Jakarta-Semarang-Surabaya. Selain itu terdapat pula jalan provinsi yang menghubungkan kabupaten ini dengan Kabupaten Purbalingga.

Topografi

Kabupaten Pemalang memiliki topografi bervariasi. Bagian utara merupakan dataran rendah, berupa daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1-5 meter di atas permukaan laut. Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6–15 m di atas permukaan laut; sedangkan bagian selatan merupakan dataran tinggi berupa pengunungan yang subur serta berhawa sejuk dengan ketinggian 16–925 m di atas permukaan laut. Puncak tertingginya ialah Gunung Slamet, yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga, dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. Wilayah bagian selatan Pemalang biasa disebut Waliksarimadu yaitu singkatan Watukumpul, Belik, Pulosari, Moga, Warungpring dan Randudongkal. Wilayah tersebut juga sering disebut sebagai Pemalang Selatan.

Wilayah Kabupaten Pemalang dilintasi oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai Comal, Sungai Waluh, dan Sungai Rambut,[18] yang menjadikannya sebagai daerah aliran sungai yang subur. Sungai Comal merupakan sungai terbesar, yang alirannya melalui tujuh wilayah kecamatan di kabupaten ini, dan bermuara ke Laut Jawa tepatnya di Ujung Pemalang.[18]

Salah satu objek wisata terkenal di Kabupaten Pemalang adalah Pantai Widuri.

Batas Wilayah

Batas wilayah Kabupaten Pemalang antara lain:

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan Ref.
1. R.A.A. Soedoro Soero Adikoesoemo 1930 1941
2. R.T.A. Rahardjo Soeroadikoesoemo 1941 1946
Masa Pemerintahan Indonesia
3. K.H. Makmur 1947
4. Soewarno 1947 1948
5. Mochtar 1950 1954
6. R.M. Soemardi 1954 1956
7. K. Machali 1957 1958
8. R.M. Soemartojo 1959 1966
9. Drs. Rivai Yusuf 1967 1972
10. Drs. Soedarmo 1973 1975
11. Yoesoef Achmadi 1975 1981
12. Slamet Haryanto, BA 1981 1991
13. Drs. Soewartono 1991 1996
14. Drs. H. Munir 1996 2000
15.
H.M. Machroes, SH 2000 2010
16. H. Junaedi, SH, MH 2011 2016
17 Budhi Rahardjo 2016 2016
18 H. Junaedi, SH, MH 2016

source : wikipedia.org

Lingkungan Bersih Cermin Hidup Sehat

Kerja Bhakti Membersihkan Pertigaan Wringin
Kerja Bhakti Membersihkan Pertigaan Wringin

warga desa Gombong mulai sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan hal ini terlihat dari kegiatan warga yang setiap hari jum’at melakukan kegiatan jum’at bersih salah satunya warga Dusun Gunung Kembang di RT 008 RW 002 melakukan bersih-bersih baik didalam teras pekarangan rumah masing-masing maupun disepanjang jalan RT 008 tersebut dan pada hari ini Jum’at (10/01) warga beserta  Kepala Dusun Gunung Kembang dan mahasiswa KKN dari  UNDIP  bergotong-royong membersihkan pertigaan wrigin RT 005 RW 002 dimana jalur tersebut cukup ramai kendaraan berlalu lintas dan kerap beberapa kendaran memarkirkan kendaraannya untuk sejenak beristirahat, ditengah pertigaan tersebut terdapat tempat duduk serta pohon beringin yang cukup rindang sehingga banyak orang yang memilih beristirahat disitu.

Kepala Dusun Gunung Kembang bapak karyono menyampaikan “saya harap warga yang lain dapat mengikuti  kegiatan jum’at bersih tersebut sehingga terwujud lingkungan yang bersih, sehat dan indah. Kebersihan dan kesehatan merupakan kebutuhan diri atau pribadi masing-masing individu sehingga jika diri pribadi kita tidak memulainya terlebih dahulu maka tidak mungkin akan terwujud lingkungan yang kita harapkan” ujarnya

Berikut artikel Pentingnya kebersihan lingkungan, menjaga kesehatan lingkungan merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu, selain merupakan anugerah yang diberikan sang pencipta kepada hamba-Nya, Kesehatan Lingkungan harus tetap dijaga agar keluarga kita terhindar penyakit. Karena kesehatan tidak ternilai harganya. Terkadang pada saat kita sehat, kita lupa akan nikmat tersebut dan ketika sakit kita baru sadar dan merasakan betapa kesehatan itu sungguh sangat berharga.

Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di dalamnya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.

Kita harus tahu tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan, karena menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat menciptakan kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.
Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain:

  1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.
  2. Lingkungan menjadi lebih sejuk.
  3. Bebas dari polusi udara.
  4. Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.
  5. Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.

Masih banyak lagi manfaat menjaga kebersihan lingkungan, maka dari itu kita harus menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari rumah kita sendiri misalnya rajin menyapu halaman rumah, rajin membersihkan selokan rumah kita, membuang sampah pada tempatnya, pokoknya masih banyak lagi.
Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini, di sekolah pun kita diajarkan untuk selalu hidup bersih.

Selain hal yang disampaikan diatas kita juga harus saling mendukung agar tercapainya tujuan kita dalam menjaga kesehatan lingkungan bersama, agar tidak terjadi penyakit ataupun hal-hal yang tidak diinginkan dimasa mendatang, serta agar lingkungan kita tetap bias dinikmati hingga anak cucu kita kelak.
Berikut Tips dan trik menjaga kebersihan lingkungan:

  1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga kebersihan lingkungan.
  2. Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
  3. Sertkan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan.
  4. Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda;
  5. Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya.
  6. Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organik.
  7. Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk;
  8. Kreatif, Dengan membuat souvenir atau kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah.
  9. Atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.

 

 

Gebyar Grand Opening Pasar Sayur BUMDes Desa Gombong

Pembukaan Pasar Sayur Secara Simbolik oleh Bapak Camat Belik beserta Kepala Desa Gombong, Direktut BUMDes dan Babinsa Desa Gombong
Pembukaan Pasar Sayur Secara Simbolik oleh Bapak Camat Belik beserta Kepala Desa Gombong, Direktur BUMDes dan Babinsa Desa Gombong

Selasa  (31/01/2019), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Makmur Desa Gombong menggelar grand opening pasar sayur yang terletak di Dusun Kandang Gotong RT 007 RW 001 Desa Gombong sebagai wujud rasa syukur sebelum  grand opening dilaksanakan pengelola BUMDesa bersama warga sekitar melakukan doa bersama terlebih dahulu di malam  harinya. Dalam acara grand opening tersebut terdapat pameran-pameran salah satunya pameran produk unggulan desa dengan melibatkan kelompok-kelompok tani di Kabupaten Pemalang, dan juga dimeriahkan hiburan pentas seni tek-tek atau angklung, pentas seni kuda lumping serta campur sari. Acara dihadiri oleh Kepala Dinpermasdes KabupatenPemalang, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Forkopimcam Belik, Pengurus forum BKAD Kabupaten Pemalang, Asosiasi BUMDes Bersama Kabupaten Pemalang serta beberapa tamu undangan lainnya.  Acara tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan diawali sambutan oleh direktur BUMDes Bapak Sutarno yang menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dalam pelaksanaan acara tersebut. Pembukaan pasar sayur dilakukan secara simbolik  oleh Bapak Camat Belik beserta Kepala Desa Gombong, Direktur BUMDes dan Babinsa desa Gombong dengan membunyikan gong pertanda pasar sayur desa Gombong resmi dibuka.

Selanjutnya, panitia juga mengundang narasumber  Kepala Desa dari desa tetangga yaitu Desa Serang Kabupaten Purbalingga Bapak Sugito SE salah satu desa wisata yang telah mendulang kesuksesan salah satunya dari  wisata lembah asri serang yang dikelola oleh BUMDes.

“saat ini telah mencapai omset sebesar 3 Milliar dan juga dapat memberikan PAD sebesar 400 juta”. Ujarnya

“Sebetulnya kita tidak terlalu sulit artinya BUMDes itu tipsnya kalau memang merupakan suatu kebutuhan dari desa berarti untuk mencapai suatu kebutuhan kita harus benar-benar bekerja keras untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita ataupun yang menjadi harapan yaitu Badan Usaha Milik Desa ini benar-benar terwujud  yang kedua semuanya harus memerlukan kejujuran ketransparan dalam pengelolaaan baik di aparatur pemerintahan desa maupun di lembaga itu sendiri yang ketiga kita harus benar-benar kerja keras untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan ataupun yang menjadi cita-cita, untuk desa Gombong sebetulnya potensi sudah bagus dukungan masyarakat sudah cukup bagus tinggal kekompakan saja kebersamaan antara Pemerintah Desa dan lembaganya ini harus lebih baik lagi lebih menyatu lagi lebih terbuka lagi agar dengan kompak dengan kebersamaan itu apa yang menjadi harapan lebih cepat terwujud. “Imbuhnya

Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Kasi Pelayanan desa Gombong Bapak ustad Munawir dilanjutkan hiburan pentas seni kuda lumping dan campur sari.