Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang Study Banding ke Desa Gombong

Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan sedang menyampaikan materi peran Dinas Pertanian Kab. Pemalang dalam mewujudkan kemandirin pangan melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan sedang menyampaikan materi peran Dinas Pertanian Kab. Pemalang dalam mewujudkan kemandirin pangan melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Selasa (17/02), Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang melaksanakan kegiatan pengembangan Desa Mandiri Pangan (DMP) yaitu kegiatan sekolah lapang atau study banding dengan Kelompok Afinitas Tunas Muda Desa Gombong, Membentuk kelompok memang mudah namun untuk mengelola menjaga agar kelompok dan kegiatan tetap aktif tidaklah mudah, Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Tunas Muda dibentuk sejak tahun 2016 di Dukuh Silemped desa Gombong, Kec. Belik Kab. Pemalang  dengan Akta Notaris pada tangal 12 April 2016 dan SK desa Nomor 141/5/Tahun 2017.

Kelompok yang tengah sukses dalam mewujudkan kemandirian pangan ini memiliki permodalan awal senilai Rp. 4.370.000 berasal dari swadaya kelompok dan bantuan Domba Gibas sejumlah 30 ekor berasal dari bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah, bantuan domba tersebut dikelola secara komunal menjadi 3 kandang dengan sistem pengembangan ternak domba dengan cara menjual cempe ditukar dengan induk yang baru. Dalam pengembangan ternak tersebut sudah mencapai populasi 106 ekor namun ada 11 ekor yang meninggal sehingga saat ini menjadi 95 ekor. Kelompok afinitas muda juga melakukan kemitraan dengan KWT Sumber Rejeki sehingga dapat meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kelompok. Kelompok tersebut telah mempunyai prestasi yaitu Juara I Lomba Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Tingkat Kabupaten Pemalang Tahun 2019, Juara I Lomba Tanaman Hias Tingkat Kec. Tahun 2017 (KWT Sumber Rejeki), Juara 1 Lomba DMP Tahun 2019 Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tidak heran kini dilirik kabupaten lain yang ingin memiliki desa seperti Desa Gombong terutama dalam pengembangan DMP.

Tim dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang tiba di desa Gombong sekitar pukul 11.00 disambut rintikan hujan dan tabuhan rebana dari kwt Sumber Rejeki. Dihadiri peserta kurang lebih sejumlah 30 orang, hadir pula dari Dinas Pertanian Kabupataen Pemalang  Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan dan Ibu Retno Widyaharti, SP.MP Kasi Kerawanan Pangan dan stafnya Bapak Iswanto.  Acara dibuka sambutan Bapak Karso selaku Kasi Pelayanan Desa Gombong dalam acara tersebut juga disampaikan beberapa kiat-kiat atau kunci sukses dalam mempertahankan eksistensi Kelompok Afinitas Tunas Muda diantaranya yaitu :

  • Rutin melaksanakan rapat anggota setiap hari Jumat Pon untuk membahas kegiatan kelompok.
  • Kelompok memiliki AD / ART Kelompok yang tercantum dalam Akta Notaris
  • Memiliki buku-buku administrasi
  • Mengembangkan usaha kelompok, seperti:
  1. Usaha pupuk kompos
  2. Budidaya tanaman hias
  3. Budidaya ternak ayam potong
  4. Budidaya ternak Kelinci dan Lebah
  5. Budidaya tanaman holtikultura
  6. Budidaya tanaman Nanas 10 Ha
  7. Mengembangkan Pakan Ternak (Rumput Odot)
  8. Mengembangkan warung DMP yang dikelola oleh KWT

Beberapa pertanyaan di ajukan salah satunya dari Bapak Yulianto pengurus kelompok tani dari Desa Plumutan Kecamatan Bancak, tanya jawab selesai dilanjut pengejekan lapangan dengan meninjau dan belajar langsung di tempat. Ditemui setelah selesai jamuan makan siang Bapak Bambang Widodo Spt. selaku Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kabupaten Semarang merasa terkesan dapat bersilaturahmi di desa Gombong dengan disambut hujan dirinya mengatakan merupakan berkah ”Harapan setelah ini dapat ditiru di kelompok afinitas yang ada di kabupaten Semarang wong apik yo kudu ditiru to”. imbuhnya

 

Beasiswa Bagi Siswa Berprestasi

Pendidikan merupakan pondasi penting dalam membangun dan mengembangkan potensi diri dimasa depan, tidak hanya pengetahuan yang diperoleh namun dengan adanya pendidikan dapat membangun pula karakter sikap sopan santun seseorang, menunjang karir atau pekerjaan, bahkan dapat pula mengubah impian menjadi kenyataan. Wujud perhatian pemerintah desa Gombong kini tidak hanya pada infrstruktur semata hal ini terwujud dari adanya beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan salah satunya yaitu pada bidang pendidikan

Dalam rangka meningkatkan semangat belajar dan motivasi berprestasi siswa-siswi sekolah dasar di Desa Gombong. Pemerintah Desa Gombong memberikan beasiswa  bagi siswa-siswi yang berprestasi bertepatan dengan berakhirnya Ujian Semester I yang telah dilaksanakan. Untuk tahun 2019 Pemerintah Desa Gombong baru mengalokasikan beasiswa tersebut pada dua sekolah dasar yaitu SD Negeri 01 Gombong dan SD Negeri 05 Gombong yang dananya bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2019. Beasiswa diperuntukan bagi siswa-siswi yang berprestasi yakni yang memperoleh peringkat 1,2 dan 3 dikelasnya. Jumlah keseluruhan penerima beasiswa tersebut adalah 36 siswa. Adapun pembagian beasiswa dilaksanakan pada Rabu (18/12/2019) oleh Kaur Keuangan dan Kasi Kesejahteraan Desa Gombong diawali apel yang dipimpin oleh Bapak Untung S.Pd selaku Plt Kepala Sekolah SD Negeri 01 Gombong. Pembagian beasiswa berlangsung dengan tertib terlihat raut wajah gembira siswa-siswi yang beruntung mendaptakan beasiswa tersebut.

Ditemui di ruangannya Kepala Desa Gombong ibu Hadiatun N. mengatakan dirinya telah menugaskan Kaur dan Kasi yang membidangi kegiatan tersebut, Beliau berharap siswa termotivasi untuk bisa berprestasi. “Harapan adanya pemberian beasiswa tersebut yaitu supaya dapat memberikan motivasi berprestasi pada siswa-siswi yang lain, membentuk individu-individu yang bertanggung jawab, berdaya saing sehat dan kreatif.” Ujarnya

Kabut Ditangkap, Air Didapat

Pemaparan Alat Penangkap Kabut (Fog Catcher) oleh Mahasiswa KKN Undip
Pemaparan Alat Penangkap Kabut (Fog Catcher) oleh Mahasiswa KKN Undip

PEMALANG (07/02). Meskipun berada di daerah perbukitan tidak membuat Desa Gombong mempunyai sumber mata air. Tidak adanya sumber mata air menjadi permasalahan utama yang ada di Desa Gombong, apabila musim kemarau tiba. Pasalnya sumber air masyarakat Desa Gombong hanya mengandalkan air hujan. Pompa yang terdapat di rumah-rumah tidak akan berfungsi jika musim kemarau tiba karena tidak adanya sumber air. Guna mensiasati kekeringan, masyarakat Desa Gombong biasanya membeli tangka berisi air dengan harga yang relatif mahal, namun jumlahnya terbatas. Selain membeli dengan dana pribadi, masyarakat Desa Gombong juga mengandalkan bantuan dari pemerintah setempat untuk mendapatkan air bersih.

Berawal dari permasalahan itu salah satu mahasiswa KKN Undip bernama Hanif Muhammad Rakha (21) mencoba untuk membantu mencari jalan keluar dengan membuat alat penangkap kabut, melalui alat tersebut diharapkan dapat menghasilkan air dari kabut-kabut yang berada di Desa Gombong. Dikarenakan terletak di kawasan pegunungan, terdapat  beberapa bukit dengan intensitas kabut yang tebal. Tiga bukit tersebut berada di tengah desa dan di utara desa.

Pembuatan alat penangkap kabut dilakukan dengan menggunakan paranet. Percobaan instalasi alat dipasang pada salah satu bukit yang berada di tengah desa yaitu Bukit Aringkuk. Proses menangkap kabut menggunakan alat tersebut dilakukan selama satu minggu guna mendapat hasil yang maksimal. Setelah melakukan percobaan, alat penangkap kabut kemudian disosialisasikan kepada masyarakat yaitu pada Kelompok Tani Tunas Muda, Jumat (7/2) dan perangkat desa, Senin (10/2). Diharapkan dengan adanya alat penangkap kabut ini masyarakat dapat menindaklanjuti dan mengembangkannya di desa, sehingga masyarakat dapat mendapatkan alternatif sumber air lain, terutama dalam pengairan di perkebunan.

Mahasiswa KKN UNDIP bersama Disporapar Jateng rancang lapangan desa menjadi wisata olahraga

Pemalang (31/01), Tempat wisata adalah tempat yang paling banyak dicari oleh orang-orang untuk melepaskan penat dari kesehariannya, tak terkecuali wisata olahraga yang sedang banyak diminati oleh masyarakat umum. Hal ini juga yang melatarbelakangi Kepala Desa Gombong untuk merancang wisata olahraga, dengan dibantu oleh Sarah Hanifia (21) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bekerjasama dengan Disporapar Jateng di Desa Gombong.

Desa Gombong mempunyai lapangan desa yang berada di dekat SD 01 dan SD 05 Gombong, dimana lapangan desa ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi wisata olahraga yang nantinya masyarakat Desa Gombong dapat berolahraga dan menjalani kegiatan-kegiatan positif di tempat itu. Mahasiswa KKN UNDIP yang bekerjasama dengan Disporapar Jateng mengusulkan konsep “Taman Sehat” yang dapat digunakan oleh masyarakat Desa Gombong untuk menyehatkan tubuh dengan cara berolahraga seperti olahraga permainan, olahraga yang menggunakan alat, bersepeda, dan olahraga aerobic (lari, senam, dan lain-lain). Hasil dari rancangan ini diseminasikan kepada Kepala desa, perangkat desa, dan kelompok tani Tunas Muda pada tanggal 31 Januari 2020.

Diharapkan dengan adanya rancangan “Taman Sehat” sebagai wisata olahraga baru di Desa Gombong dapat menjadi masukan bagi pemerintah desa dan masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata olahraga ini. Karena dengan pengelolaan yang baik dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat dan dapat memfasilitasi pemasaran produk lokal yang ada di Desa Gombong

Tingkatkan Daya Jual Produk, Mahasiswa Undip Kenalkan Marketplace pada Kelompok Tani

 

PEMALANG (30/01/2020), Kamis (30/1), Mahasiswa KKN Undip melakukan kegiatan sosialisasi mengenai optimalisasi pemasaran guna meningkatkan daya jual produk olahan. Kegiatan diawali dengan pengenalan mengenai pemasaran, lalu kemudian penjelasan mengenai branding produk, packaging, serta penggunaan marketplace atau situs belanja online. Dalam pengenalan marketplace, mahasiswa KKN Undip menunjukan tata cara  salah satunya adalah langkah mengunggah (upload) produk pada situs marketplace. Melalui sosialisasi tersebut diharapkan KWT Sumber Rezeki dapat meningkatkan daya jual produk olahan dan dikenal diberbagai kalangan masyarakat tidak hanya di wilayah Desa Gombong.

Desa Gombong mempunyai potensi sayur mayur yang sangat besar, alhasil mayoritas masyarakat desa memilih bekerja sebagai petani sayur, selain petani tidak sedikit juga masyarakat yang memilih sebagai peternak. Mengingat banyaknya petani sayur di desa mengakibatkan pada menumpuknya sayuran hasil panen yang tidak laku terjual dipasaran. Hasil panen yang tidak laku tersebut kemudian dibuang atau bahkan dibiarkan membusuk. Dari latar belakang tersebut kini telah banyak kelompok-kelompok tani yang sadar dan memanfaatkan sayuran yang menumpuk tersebut. Salah satu langkah memanfaatkan hasil pertanian adalah dengan membuat produk olahan.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Rezeki merupakan kelompok tani yang terletak di Dukuh Silemped, dan termasuk dalam salah satu kelompok tani yang memproduksi produk olahan. Beberapa produk yang dihasilkan adalah keripik singkong, kerupuk wortel, stik labu siam, dan yang paling menarik, dodol labu siam. Kelompok tani yang telah menjuarai kompetisi Desa Mandiri Pangan Provinsi Jawa Tengah ini diketuai oleh Ibu Watri. Meskipun telah menjuarai salah satu kompetisi tingkat provinsi, kelompok tani ini masih kesulitan dalam memasarkan produk olahan. Produk olahan yang ada masih banyak dipasarkan di dalam Desa Gombong sendiri. Pemasaran yang belum maksimal ini hanya dilakukan secara langsung dengan cara menitipkan produk pada warung maupun toko. “Ini dijualnya masih di warung-warung sini sih, sama biasanya nunggu dari pesenan orang juga” ujar Ibu Watri, Ketua KWT Sumber Rejeki kepada mahasiswa KKN Undip. Dari masalah tersebut, mahasiswa KKN Undip kemudian tergerak untuk memberikan sosialisasi mengenai pemasaran produk supaya kelompok tani penjualan produk dapat dilakukan dengan maksimal.

 

Perpustakaan Desa: Sarana Belajar Alternatif Masyarakat

jaman yang modern dengan adanya gadget dan peralatan elektronik lainnya minat baca dengan media buku sepertinya mulai berkurang, kebanyakan anak-anak sekarang lebih gemar bermain handphone, game, ps dan sebagainya. Buku bacaan kini tidak lagi dilirik apalagi dibuka dan dibaca padahal banyak manfaat dalam membaca bagi anak-anak diantaranya yaitu

  • Melatih daya ingat
  • Melatih susunan berbicara yang baik
  • Memperluas pengetahuan dasar
  • Mengenal variasi huruf
  • Meningkatkan kreativitas
  • Membentuk pola perilaku di keluaga dan lingkungan sosial
  • Mengenal konsep baru

Sebuah ruang kecil ditengah-tengah ruang pkk dan ruang serbaguna kantor kepala desa Gombong terkesan gelap, lembab, berdebu dengan setumpukan buku-buku mengundang rasa prihatin kepala desa akan adanya perpustakaan desa yang telah berdiri sejak tahun 2009 diberi nama Perpustakaan Gemar Baca namun kini sudah tidak ada yang gemar membaca di perpustakaan tersebut bahkan hampir sudah tidak ada pengunjung, beberapa usaha untuk menghidupkan kembali perpustakaan  tersebut diantaranya  yaitu pengadaan buku-buku, melayangkan surat pada sekolah-sekolah dan memfasilitasi adanya free wifi di mana sekarang ini anak-anak lebih suka mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dengan membuka internet. Usaha tersebut sepertinya belum membuah kan hasil hanya 1 (satu) kelas dari SDN 01 Gombong yang mau mengunjungi perpustakaan tersebut, dan kebetulan datang mahasiswa KKN dari UNDIP (Universitas Diponegoro) Semarang dan kebetulan pula ada yang dari jurusaan ilmu perpustakaan, dari situlah Kepala Desa ibu Hadiatun N. meminta agar menghidupkan kembali perpustakaan yang ada berharap bangunan kokoh yang telah dibangun dan buku-buku yang ada tidak sia-sia dapat dimanfaatkan dengan baik. Tindak lanjut dari permintaaan kepala desa Gombong dalam rangka mengenalkan Perpustakaan Desa Gombong, mahasiswa KKN Undip mengundang dan mengajak murid sekolah dasar untuk mengunjungi perpustakaan desa yang berlokasi di Balai Desa Gombong pada Kamis (6/2). Murid sekolah dasar yang berkunjung merupakan murid kelas tiga SD Negeri 01 Gombong sejumlah 47 anak. Kegiatan pengenalan perpustakaan dilakukan dengan mengajak para murid masuk dan memanfaatkan langsung perpustakaan desa, selain itu dijelaskan pula mengenai jam buka perpustakaan, jenis-jenis koleksi buku yang tersedia, serta tata cara peminjaman buku perpustakaan.

Kegiatan ini kemudian dilanjut juga dengan kegiatan penumbuhan minat baca melalui dongeng dan pemutaran film. Dongeng dan film yang ditampilkan mengandung pesan akan pentingnya membaca. Pembacaan dongeng dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip, cerita yang disampaikan mengandung akan manfaat dan pentingnya membaca. Film yang diputar merupakan film pendek yang berkisah mengenai seorang anak yang mengubah jalan hidupnya mejadi lebih baik dengan membaca.  Melalui kegiatan tersebut diharapkan murid sekolah dasar dapat lebih memahami dan mengerti akan pentingnya membaca dan tergerak untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan desa.

Beberapa sekolah dasar di Desa Gombong masih belum memiliki perpustakaan, sehingga kunjungan murid ke perpustakaan desa ini dapat menjadi alternatif sarana belajar bagi anak-anak dan masyarakat desa. Perpustakaan Desa Gombong memiliki koleksi buku anak meliputi buku cerita, cerpen, komik, buku edukasi, dan bahkan buku pelajaran. Selain buku anak, terdapat pula koleksi buku mengenai pertanian, peternakan, kesehatan, agama, dan lain sebagainya. Perpustakaan desa kini dapat dikunjungi setiap hari Senin hingga Jumat pada jam 09.00 – 12.00.

Antusiasme anak-anak terlihat dari surak suara, tepuk tangan,  ikut serta menyanyi dan berebut menjawab pertanyaan. Riang terlihat wajah mungil gelagak tawa anak-anak dalam mengikuti setiap gerakan-gerakan yang di pandu oleh kakak-kakak KKN.

Ayu , Sarah , Alung , dan Nurul berhasil mencuri perhatian anak-anak dengan gerakan dan nyanyian ayam tersebut, ketika tiba sesi pertanyaan dengan diimingi sebuah hadiah untuk anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan, mereka berlomba mengangkat tangan tinggi-tinggi seraya berharap maju menjawab pertanyaan dan mendapat hadiah. 4 orang anak yang beruntung mendapatkan hadiah diantaranya yaitu Diva, Dinda, Banu dan satu lagi yaitu ketua kelas dari kelas 3 tersebut bernama Abdan. Acara selasai sekitar pukul 11.30 diakhiri dengan doa bersama.

 

Bantuan Rumah Tidak Layak Huni

Rumah milik ibu Tarmini salah satu warga penerima bantuan
Rumah milik ibu Tarmini salah satu warga penerima bantuan

Selasa (04/02), Tim Fasilitasi Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) Kecamatan Belik mengadakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan Dana Desa tahap II dan tahap III tahun 2019 salah satunya kegiatan berupa bantuan perumahan rumah tidak layak huni (RTLH) jumlah penerima 5 (lima) orang bukti Pemerintah Desa Gombong memerhatikan warganya yang memiliki rumah namun belum/tidak layak huni.
Menurut UU Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. adapun bantuan perumahan lainnya di tahun 2019 antara lain bantuan provinsi penerima sejumlah 3 (tiga) orang, bantuan Kabupaten penerima sejumlah 20 (dua puluh) orang dan BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) sumber dana dari APBN. BSPS ada dua jenis kegiatan yaitu PBRS (Pembangunan Baru Rumah Swadaya) dan PKRS (Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya) program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta prasarana, sarana dan utilitas dengan syarat penerimanya yaitu sebagai berikut :
– WNI yang sudah berkeluarga
– Memiliki atau menguasai tanah dengan alas hak yang sah yaitu tidak dalam sengketa dan sesuai tata ruang wilayah
– Belum memiliki rumah atau memiliki dan menempati satu-satunya rumah dengan kondisi tidak layak huni
– Belum pernah memperoleh BSPS atau bantuan perumahan
– Berpenghasilan paling banyak sebesar upah minimum provinsi
– Bersedia berswadaya dan membentuk kelompok dengan pernyataan tanggung renteng
Di Desa Gombong baru pertama kali pelaksanaan BSPS jenis kegiatan PKRS yaitu sebesar Rp. 17.500.000,-/ orang dengan jumlah penerima 25 (dua puluh lima) orang berbeda dengan bantuan perumahan lainnya penerima dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, program tersebut mempunyai prinsip antara lain :
– Tepat sasaran, prosedur, waktu, pemanfaatan dan akuntabel
– Masyarakat pelaku utama
– Bantuan Pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat
– Pengungkit keswadayaan masyarakat
– Gotong-royong dan berkelanjutan
– Fasilitator pendamping masyarakat
– Output rumah layak dan terhuni