Penggantian Pipa Air dari Sumber Karet

Air merupakan sumber utama untuk keberlangsungan kehidupan bagi mahluk hidup terutama manusia. Dengan semakin banyaknya jumlah populasi manusia di bumi, maka komposisi jumlah air bersih dan layak konsumsi untuk manusia dan mahluk hidup lainnya pun juga harus lah seimbang. Air dibutuhkan mulai dari manusia lahir hingga meninggal.

Desa Gombong merupakan salah satu desa yang selalu kekurangan air  karena desa Gombong tidak memiliki sumber mata air yang cukup. Salah satu sumber mata air yang diperoleh yaitu sumber karet yang terletak di Bukit Sibatok itu pun mengalir  hanya ketika musim hujan datang, untuk itu Pemerintah Desa Gombong melakukan upaya perbaikan pada pipa sehingga air dapat lancar mengalir. Kepala Dusun Gunung Kembang bersama warga mengganti pipa air yang telah rapuh dari sumber karet yang terletak di bukit sibatok . Perbaikan pipa kurang lebih sepanjang 1000 meter dari sumber karet mulai dikerjakan dari  hari Selasa (26/11/2019).

Kepala Dusun Gunung Kembang Bapak Karyono bersama warga mendaki bukit dengan membawa beberapa pipa paralon menurutnya hal tersebut “tidak masalah asalkan kepentingan warga terutama kebutuhan air bersih dapat terpenuhi. Karena hal tersebut dapat mengurangi pengeluaran biaya warga yang setiap harinya  harus membeli air baik melalui Tirta Mandiri maupun membeli melalui pemasok air jerigen, toren dan tangki  yang diambil dari desa tetangga yaitu desa Kuta kecamatan Belik “ ujarnya

Rencana pipa akan disalurkan sampai ke masjid Baiturrohim dan bak penampungan RT 005 RW 002, ke Mushola RT 003 RW 002 ke Mushola RT 004 RW 002 dan ke Mushola RT 006 RW 002. Namun, karena terbatasnya pipa akhirnya belum sampai tersalurkan ke RT 006 RW 002.

Akses Jalan yang Memadai Memungkinkan Peningkatan Ekonomi Warga Desa

Senin (25/11),  akses jalan menjadi faktor penting dalam distribusi hasil pertanian  untuk meningkatkan perekonomian warga sehingga Pemerintah Desa Gombong terus melakukan pembangunan jalan disetiap  Dusun di Desa Gombong. Berbagai pembangunan yang dibiayai oleh program Dana Desa dan juga bantuan keuangan baik dari APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten.  Salah satunya yang sekarang sedang dikerjakan yaitu pengecoran atau rabat beton akses jalan pertanian yang menghubungkan Rt 001 Rw 002 Dusun Gunung Kembang  ke Rt 009 Rw 001 Dusun Kandang Gotong sepanjang 1.565 meter dengan lebar 3 meter.

Dalam era teknologi kali ini warga desa pergi ke kebun pun menggunakan kendaraan dimusim penghujan jalanan tanah akan menjadi becek dan susah dilalui kendaraan sehingga di harapkan Pengecoran ini akan bermanfaat bagi warga, mempermudah warga dalam beraktivitas dan pendistribusi hasil pertanian, Karena segala aktivitas masyarakat dalam sektor ekonomi itu tentu membutuhkan pembangunan infrastruktur yang memadai. Salah satunya yakni akses jalan.

“Keberadaan jalan desa dan jalan lingkungan yang layak tentu akan berdampak pada kelancaran transportasi dan peningkatan perekonomian mengurangi biaya dan menghemat waktu serta tenaga khususnya bagi warga desa Gombong dan masyarakat pada umumnya. Selain itu, dikedua sisi jalan tersebut terdapat dua bukit yang terlihat indah sehingga dimungkinkan berpotensi wisata kedepan dan pengecoran jalan diharapkan akan menunjang wisata alam pedesaan apalagi sekarang ini sedang booming wisata pedesaan. ” ujar ibu Hadiatun N. selaku Kepala Desa Gombong.

Pembangunan dilakukan secara bertahap sementara terkait adanya 1(satu)  jembatan dan 5 (lima)  gorong-gorong rencana pembangunan akan diteruskan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2020. Pengecoran tersebut diperkirakan akan selesai pada (30/11/2019).

 

Desa Gombong Raih Penghargaan Peringkat 1 Desa Mandiri Pangan

Bapak H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP. Gubernur Jateng sedang memberikan penghargaan

Pemberian Penghargaan oleh Bapak H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP. Gubernur Jateng

Jum’at (25/10), Kelompok Tani Desa Gombong yaitu kelompok tani Tunas Muda meraih penghargaan peringkat 1 kategori Desa Mandiri Pangan dalam lomba Adikarya Pangan Nusantara di acara Hari Pangan Sedunia ke -39 Provinsi Jawa Tengah yang bertempat di halaman Kampus III IAIN Salatiga, penghargaan diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Bapak H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP.  Ketua kelompok tani Bapak Ratno Al Bahrudin hadir bersama Bapak Muntoha SP.MM dari  Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang bidang Ketahanan Pangan, dan juga Mbak Citra Mukharomi  selaku pendamping Desa Mandiri Pangan. Sebelumnya tim verifikasi melakukan penilaian terhadap kelompok tani tunas muda yaitu pada Rabu (02/10) di Desa Gombong lebih tepatnya di Dusun Gunung Kembang Dukuh Silemped  RT 008 RW 002, meninjau langsung kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kelompok tani tersebut, yang beranggotakan 23 orang. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya yaitu pertemuan kelompok rutin setiap bulan pada hari jum’at pon, mengikuti pelatihan, mengelola ternak kambing dan juga membuat pupuk organik padat dan cair hasil dari kotoran ternak tersebut. Pada tahun 2016 dan tahun 2018 kelompok tani tersebut mendapatkan bantuan cabai  dan juga bantuan kambing sebanyak 30 ekor yang telah berkembang biak menjadi 74 ekor.

Sedangkan untuk para wanita ikut serta dengan menjual sayur organik dan tanaman hias pada event tertentu dengan harga jual yang cukup tinggi memanfaatkan produk lokal yakni menghasilkan produk olahan makanan seperti kripik singkong krispi, dodol labu, matarip dan kroket kentang.

“perkembangan kelompok tani tunas muda sangat bagus baik dalam kegiatan maupun keguyuban kelompok” ujar Bapak Afin kurnianto selaku penyuluh pertanian lapangan.  “dari keempat kelompok yang saya dampingi memang kelompok tunas mudalah yang cukup menonjol “ imbuh  mbak citra pendamping DMP.

Bhakti Sosial Kapolda Jateng

Pembagian Sembako Secara Simbolik
Pembagian Sembako Secara Simbolik

Selasa (15/10), Kapolda Jateng menggelar bhakti sosial di Balai Desa Gombong, yaitu berupa sembako serta bantuan 5 tangki air bersih.  Desa gombong salah satu desa yang di waktu musim kemarau selalu kekurangan air karena desa gombong tidak memiliki sumber mata air yang cukup, adapun kebutuhan air selama musim kemarau di topang dari Tirta Mandiri yang sumber airnya diambil dari Kabupaten  Purbalingga yang hanya bisa mencukupi sebagian Dusun Kandanggotong, Dusun Bedahan dan Dusun Gunungkembang sedangkan yang tidak teraliri dari Tirta Mandiri membeli air dari pemasok yang sumbernya dari Desa Kuta Kecamatan Belik. Untuk penerima sembako berjumlah  200 orang, warga penerima bantuan mulai memadati balai desa sejak pukul 07.00 WIB.

Acara tersebut berlangsung juga di Lapangan Desa Belik Kecamatan Belik dan Pemerintah Desa Gombong mengirimkan pula sejumlah 51 orang penerima sembako di Lapangan Desa Belik. Acara dimulai sekitar pukul 11.30 WIB di buka sambutan dari Polres Pemalang berlanjut pemberian sembako secara simbolik.  Acara di Desa Gombong yang diagendakan dihadiri oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Dr H Rycko Amelza Dahniel karena padatnya acara atau mungkin sesuatu hal akhirnya tidak dapat hadir. Meski begitu acara berlangsung dengan tertib warga bersedia mengantri dan mendahulukan penerima yang berusia lanjut.Warga mengaku senang dapat menerima bantuan tersebut . “Alhamdulillah, olih rejeki“ ujar Diyanti salah satu penerima sembako.

Khitan Masal

Dalam rangka memperingati tahun baru islam 1441 H Muslimat Fatayat ranting Gombong menggelar pengajian akbar beserta Khitan Masal dan santunan anak yatim pada senin (30/09) yang bertempat di Dusun Gombong Tengah RT 008 RW 003 Desa Gombong Kecamatan Belik. Acara tersebut digelar setiap tahun, tahun lalu ditempatkan di Dusun Gunung Kembang RT 03 RW 02. Acara dihadiri oleh Gus Ulinnuha dari Maos, Cilacap Juara 1 aksi di Indosiar tahun 2019 sebagai pembicara atau penceramah.

peserta khitan masal kali ini berjumlah  19 anak, dan santunan anak yatim piatu sejumlah 30 anak acara berlangsung dari pagi hingga sore hari diawali dengan iring-iringan atau pawai mengantar anak-anak yang hendak di sunat. Acara dibuka sambutan dari panitia yaitu ibu Latifah, warga sangat antusias menghadiri acara tersebut hingga jalanan dipenuhi atau padat oleh pengunjung baik dari warga desa Gombong sendiri maupun dari Desa lain.

Tradisi Taunan Ruwat Bumi Desa Gombong

Penyerahan Tokoh Wayang
Penyerahan Tokoh Wayang

Selasa (24/09), Desa Gombong mengadakan tradisi taunan yaitu pagelaran wayang kulit dalam rangka ruwat bumi. Ruwat Bumi, yaitu ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah diperoleh dari hasil bumi. Tujuannya selain rasa syukur  tadi  sekaligus sebagai tindakan tolak bala dan penghormatan terhadap para leluhurnya.

 Ruwat bumi masih dipelihara dan dijalankan dengan sangat khidmat oleh masyarakat Desa Gombong sesuai yang diwariskan orang-orang tua dahulu, antusiasme warga begitu terasa terlihat  dari banyaknya warga yg mengikuti acara tersebut.

Acara berlangsung sehari semalam pada pagi harinya acara dipimpin dalang ruwat yaitu Ki Dalang Reno dari Purbalingga setelah ngidung tolak bala warga berebut hasil bumi (kacang-kacangan, talas, ganyong,jagung dsb ) kemudian dilanjutkan pagelaran wayang kulit pada malam hari oleh dalang muda Ki Agus Susmono S.Sn dari Cilacap dengan lakon Gatot Kaca Mbangun Karsa.

Acara dibuka sambutan dari Kepala Desa Gombong ibu Hadiatun N. yang dalam sambutannya menyampaikan “ Generasi muda ayo lestarikan tradisi kita jangan sampai tergerus zaman akibat modernisasi dan arus globalisasi “. Ujarnya

Acara selesai sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.

 

 

Rembug Stunting Desa Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang


Bapak Witro selaku Sekretaris Desa Gombong sedang meberi sambutan dal acara tersebut
Bapak Witro selaku Sekretaris Desa Gombong sedang memberi sambutan dalam acara tersebut

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. (sumber : depkes.go.id )

Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Setiap Desa di Kabupaten Pemalang wajib melaksanakan Rembug Stunting termasuk Desa Gombong pada Senin (09/09) dalam hal ini BPD ikut serta menyelenggarakan Rembug Stunting yang dimonitoring Tim dari Kecamatan Belik, upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Hasil Rembug Stunting nantinya akan dibahas dalam Musdes RKP Tahun 2020 untuk dianggarakan dalam APBDes didanai dari Dana Desa Tahun Anggaran 2020.

Acara dibuka sambutan dari Ketua BPD Desa Gombong, hasil dari Rembug Stunting tersebut menetapkan kegiatan penanganan permasalahan kesehatan dan pendidikan yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020 diantaranya  PMT Balita, Rehab Posyandu, Fasilitasi KPM, Pengadaan alat kesehatan dsb.

Acara selesai sekitar pukul 13.00 WIB diakhiri dengan penandatanganan berita acara.

Desa Gombong Ikuti Festival Nanas Madu Belik

Pantia sedang menilai hasil karya Desa Gombong
Pantia sedang menilai hasil karya Desa Gombong

Dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Kecamatan Belik Tahun 2019, Panitia di tingkat Kecamatan Belik melaksanakan kegiatan Lomba Kreativitas Pembuatan Gunungan Nanas Madu pada Acara Festival Nanas Madu Selasa (27/08), yang diikuti Kepala Satuan/Unit Kerja tingkat Kecamatan Belik, Kepala SD/MI/SMP/MTs/sma/smk/ma Negeri/Swasta se-Kecamatan Belik, Pimpinan BUMD/Perbankan se-Kecamatan Belik, Kepala Desa se-Kecamatan Belik, Pimpinan Ormas se-Kecamatan Belik, serta Petani/Pengusaha Nanas Madu. Dalam kegiatan tersebut Desa Gombong berpartisipasi membuat gunungan nanas madu dalam bentuk miniatur Balai Desa Gombong.

Dewan juri pada perlombaan tersebut terdiri dari 1 (satu) orang unsur Kecamatan Belik, 2 (dua) orang unsur Pengawas TK/SD KWK Belik, 1 (satu) orang unsur Pokja III TP. PKK Kecamatan Belik, 1 (satu) orang unsur Organisasi Kemasyarakatan. Sedangkan untuk kriteria penilaian dalam lomba tersebut meliputi originalitas buah, kreativitas, keindahan (estetika), penampilan secara keseluruhan serta tata rias.

Hadiah yang diperebutkan dalam lomba tersebut untuk Juara 1 adalah Trophy dan Uang Pembinaan Rp. 2.000.000,-. Besarnya hadiah tidak menjadi ukuran semangat serta antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Acara start dari halaman Pendopo Kecamatan Belik di arak ke lokasi acara di Lapangan RM. Jambe Kembar Belik.

Acara Festival Nanas Madu tersebut digelar bersamaan dengan Pembentangan Bendera Merah Putih di Tebing Gunung Jimat Kecamatan Belik.

Pemerintah Desa Gombong Mengikuti Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih

Setelah Upacara Selesai Pemerintah Desa Gombong Kecamatan Belik berswafoto.
Setelah Upacara Selesai Pemerintah Desa Gombong Kecamatan Belik berswafoto.

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2019 Pemerintah Desa Gombong Kecamatan Belik mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih pada Sabtu (17/08) di Lapangan Dukuh Tengah Desa Belik Kecamatan Belik dimulai sekitar pukul 08.30 WIB hingga selesai. Upacara dipimpin oleh Camat Belik Bapak Heru W. Sembodo, S.Sos, M.AP sebagai Pembina upacara.

Upacara diikuti oleh Forpimcam Belik beserta Ibu, Kepala Satuan/Unit Kerja se-Kecamatan Belik, Kepala SMA/SMK/MA/SMP/MTs/SD/MI/TK/PAUD se-Kecamatan Belik, Pimpinan BUMD/Perbankan/Koperasi/Pengusaha se-Kecamatan Belik, Kepala Desa beserta Ibu Ketua TP PKK Desa se-Kecamatan Belik, Pimpinan Organisasi/Ormas/Orpol/Ornop se-Kecamatan Belik serta Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat se-Kecamatan Belik. Seluruh rangkaian upacara berlangsung dengan tertib, lancar dan hikmat.

Berikut Sejarah Mengenang Kemerdekaan yakni Mengenang Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945

Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangani oleh SoekarnoHatta

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.[1]

Kata-kata dan deklarasi proklamasi tersebut harus menyeimbangkan kepentingan kepentingan internal Indonesia dan Jepang yang saling bertentangan pada saat itu.[2]Proklamasi tersebut menandai dimulainya perlawanan diplomatik dan bersenjata dari Revolusi Nasional Indonesia, yang berperang melawan pasukan Belanda dan warga sipil pro-Belanda, hingga Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.[3] Pada tahun 2005, Belanda menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk menerima secara de facto tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.[4] Namun, pada tanggal 14 September 2011, pengadilan Belanda memutuskan dalam kasus pembantaian Rawagede bahwa Belanda bertanggung jawab karena memiliki tugas untuk mempertahankan penduduknya, yang juga mengindikasikan bahwa daerah tersebut adalah bagian dari Hindia Timur Belanda, bertentangan dengan klaim Indonesia atas 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaannya.[5] Dalam sebuah wawancara tahun 2013, sejarawan Indonesia Sukotjo, antara lain, meminta pemerintah Belanda untuk secara resmi mengakui tanggal kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.[6] Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui tanggal 27 Desember 1949 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.[7]

Naskah proklamasi ditandatangani oleh Sukarno (yang menuliskan namanya sebagai “Soekarno” menggunakan ortografi Belanda) dan Mohammad Hatta,[8] yang kemudian ditunjuk sebagai presiden dan wakil presiden berturut-turut sehari setelah proklamasi dibacakan.[9][10]

Hari Kemerdekaan dijadikan sebagai hari libur nasional melalui keputusan pemerintah yang dikeluarkan pada 18 Juni 1946.[11]

Sumber : wikipedia.org

Jambore Kader Kesehatan di Obyek Wisata Pantai Widuri Pemalang

Peserta Jambore Kader Kesehatan Desa Gombong Kec. Belik sedang melaksanakan lomba kekompakan
Peserta Jambore Kader Kesehatan Desa Gombong Kec. Belik sedang melaksanakan lomba kekompakan

Dalam rangka meningkatkan komitmen Kepala Desa / Kelurahan dan jajarannya untuk mewujudkan Desa / Kelurahan Siaga Aktif Mandiri maka Tim Pokjanal Desa Siaga Tingkat Kabupaten Pemalang menyelenggarakan Jombore Kader Kesehatan yang bertemakan “Desa Siagaku Bebas Stunting” pada Kamis (29/08) di Obyek Wisata Pantai Widuri Pemalang, acara dihadiri beberapa  perwakilan Desa di Kabupaten Pemalang termasuk Desa Gombong Kecamatan Belik, yang terdiri dari Kepala Desa, Pengurus Forum Kesehatan Desa/Kelurahan (FKD/FKK), Bidan Desa serta Kader Kesehatan.

Acara dibuka oleh ibu Hj. Irna Setyowati , SE. yang kemudian dilanjutkan berbagai perlombaan yaitu lomba kreativitas dalam bentuk  senam stunting dan yel-yel , lomba keterampilan berupa penyelesaian puzzle dan study kasus permasalahan kesehatan di desa, serta lomba kekompakan dalam bentuk permainan.

Keseruan berlanjut setelah perlombaan selesai sembari menunggu pengumuman juri diadakan pembagian door prize dengan menjawab berbagai pertanyaan dan melanjutkan lirik lagu yang sedang dimainkan.