Tradisi Taunan Ruwat Bumi Desa Gombong

Penyerahan Tokoh Wayang
Penyerahan Tokoh Wayang

Selasa (24/09), Desa Gombong mengadakan tradisi taunan yaitu pagelaran wayang kulit dalam rangka ruwat bumi. Ruwat Bumi, yaitu ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah diperoleh dari hasil bumi. Tujuannya selain rasa syukur  tadi  sekaligus sebagai tindakan tolak bala dan penghormatan terhadap para leluhurnya.

 Ruwat bumi masih dipelihara dan dijalankan dengan sangat khidmat oleh masyarakat Desa Gombong sesuai yang diwariskan orang-orang tua dahulu, antusiasme warga begitu terasa terlihat  dari banyaknya warga yg mengikuti acara tersebut.

Acara berlangsung sehari semalam pada pagi harinya acara dipimpin dalang ruwat yaitu Ki Dalang Reno dari Purbalingga setelah ngidung tolak bala warga berebut hasil bumi (kacang-kacangan, talas, ganyong,jagung dsb ) kemudian dilanjutkan pagelaran wayang kulit pada malam hari oleh dalang muda Ki Agus Susmono S.Sn dari Cilacap dengan lakon Gatot Kaca Mbangun Karsa.

Acara dibuka sambutan dari Kepala Desa Gombong ibu Hadiatun N. yang dalam sambutannya menyampaikan “ Generasi muda ayo lestarikan tradisi kita jangan sampai tergerus zaman akibat modernisasi dan arus globalisasi “. Ujarnya

Acara selesai sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.

 

 

Rembug Stunting Desa Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang


Bapak Witro selaku Sekretaris Desa Gombong sedang meberi sambutan dal acara tersebut
Bapak Witro selaku Sekretaris Desa Gombong sedang memberi sambutan dalam acara tersebut

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. (sumber : depkes.go.id )

Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Setiap Desa di Kabupaten Pemalang wajib melaksanakan Rembug Stunting termasuk Desa Gombong pada Senin (09/09) dalam hal ini BPD ikut serta menyelenggarakan Rembug Stunting yang dimonitoring Tim dari Kecamatan Belik, upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Hasil Rembug Stunting nantinya akan dibahas dalam Musdes RKP Tahun 2020 untuk dianggarakan dalam APBDes didanai dari Dana Desa Tahun Anggaran 2020.

Acara dibuka sambutan dari Ketua BPD Desa Gombong, hasil dari Rembug Stunting tersebut menetapkan kegiatan penanganan permasalahan kesehatan dan pendidikan yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020 diantaranya  PMT Balita, Rehab Posyandu, Fasilitasi KPM, Pengadaan alat kesehatan dsb.

Acara selesai sekitar pukul 13.00 WIB diakhiri dengan penandatanganan berita acara.

Desa Gombong Ikuti Festival Nanas Madu Belik

Pantia sedang menilai hasil karya Desa Gombong
Pantia sedang menilai hasil karya Desa Gombong

Dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Kecamatan Belik Tahun 2019, Panitia di tingkat Kecamatan Belik melaksanakan kegiatan Lomba Kreativitas Pembuatan Gunungan Nanas Madu pada Acara Festival Nanas Madu Selasa (27/08), yang diikuti Kepala Satuan/Unit Kerja tingkat Kecamatan Belik, Kepala SD/MI/SMP/MTs/sma/smk/ma Negeri/Swasta se-Kecamatan Belik, Pimpinan BUMD/Perbankan se-Kecamatan Belik, Kepala Desa se-Kecamatan Belik, Pimpinan Ormas se-Kecamatan Belik, serta Petani/Pengusaha Nanas Madu. Dalam kegiatan tersebut Desa Gombong berpartisipasi membuat gunungan nanas madu dalam bentuk miniatur Balai Desa Gombong.

Dewan juri pada perlombaan tersebut terdiri dari 1 (satu) orang unsur Kecamatan Belik, 2 (dua) orang unsur Pengawas TK/SD KWK Belik, 1 (satu) orang unsur Pokja III TP. PKK Kecamatan Belik, 1 (satu) orang unsur Organisasi Kemasyarakatan. Sedangkan untuk kriteria penilaian dalam lomba tersebut meliputi originalitas buah, kreativitas, keindahan (estetika), penampilan secara keseluruhan serta tata rias.

Hadiah yang diperebutkan dalam lomba tersebut untuk Juara 1 adalah Trophy dan Uang Pembinaan Rp. 2.000.000,-. Besarnya hadiah tidak menjadi ukuran semangat serta antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Acara start dari halaman Pendopo Kecamatan Belik di arak ke lokasi acara di Lapangan RM. Jambe Kembar Belik.

Acara Festival Nanas Madu tersebut digelar bersamaan dengan Pembentangan Bendera Merah Putih di Tebing Gunung Jimat Kecamatan Belik.

Pemerintah Desa Gombong Mengikuti Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih

Setelah Upacara Selesai Pemerintah Desa Gombong Kecamatan Belik berswafoto.
Setelah Upacara Selesai Pemerintah Desa Gombong Kecamatan Belik berswafoto.

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2019 Pemerintah Desa Gombong Kecamatan Belik mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih pada Sabtu (17/08) di Lapangan Dukuh Tengah Desa Belik Kecamatan Belik dimulai sekitar pukul 08.30 WIB hingga selesai. Upacara dipimpin oleh Camat Belik Bapak Heru W. Sembodo, S.Sos, M.AP sebagai Pembina upacara.

Upacara diikuti oleh Forpimcam Belik beserta Ibu, Kepala Satuan/Unit Kerja se-Kecamatan Belik, Kepala SMA/SMK/MA/SMP/MTs/SD/MI/TK/PAUD se-Kecamatan Belik, Pimpinan BUMD/Perbankan/Koperasi/Pengusaha se-Kecamatan Belik, Kepala Desa beserta Ibu Ketua TP PKK Desa se-Kecamatan Belik, Pimpinan Organisasi/Ormas/Orpol/Ornop se-Kecamatan Belik serta Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat se-Kecamatan Belik. Seluruh rangkaian upacara berlangsung dengan tertib, lancar dan hikmat.

Berikut Sejarah Mengenang Kemerdekaan yakni Mengenang Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945

Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangani oleh SoekarnoHatta

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.[1]

Kata-kata dan deklarasi proklamasi tersebut harus menyeimbangkan kepentingan kepentingan internal Indonesia dan Jepang yang saling bertentangan pada saat itu.[2]Proklamasi tersebut menandai dimulainya perlawanan diplomatik dan bersenjata dari Revolusi Nasional Indonesia, yang berperang melawan pasukan Belanda dan warga sipil pro-Belanda, hingga Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.[3] Pada tahun 2005, Belanda menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk menerima secara de facto tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.[4] Namun, pada tanggal 14 September 2011, pengadilan Belanda memutuskan dalam kasus pembantaian Rawagede bahwa Belanda bertanggung jawab karena memiliki tugas untuk mempertahankan penduduknya, yang juga mengindikasikan bahwa daerah tersebut adalah bagian dari Hindia Timur Belanda, bertentangan dengan klaim Indonesia atas 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaannya.[5] Dalam sebuah wawancara tahun 2013, sejarawan Indonesia Sukotjo, antara lain, meminta pemerintah Belanda untuk secara resmi mengakui tanggal kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.[6] Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui tanggal 27 Desember 1949 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.[7]

Naskah proklamasi ditandatangani oleh Sukarno (yang menuliskan namanya sebagai “Soekarno” menggunakan ortografi Belanda) dan Mohammad Hatta,[8] yang kemudian ditunjuk sebagai presiden dan wakil presiden berturut-turut sehari setelah proklamasi dibacakan.[9][10]

Hari Kemerdekaan dijadikan sebagai hari libur nasional melalui keputusan pemerintah yang dikeluarkan pada 18 Juni 1946.[11]

Sumber : wikipedia.org

Jambore Kader Kesehatan di Obyek Wisata Pantai Widuri Pemalang

Peserta Jambore Kader Kesehatan Desa Gombong Kec. Belik sedang melaksanakan lomba kekompakan
Peserta Jambore Kader Kesehatan Desa Gombong Kec. Belik sedang melaksanakan lomba kekompakan

Dalam rangka meningkatkan komitmen Kepala Desa / Kelurahan dan jajarannya untuk mewujudkan Desa / Kelurahan Siaga Aktif Mandiri maka Tim Pokjanal Desa Siaga Tingkat Kabupaten Pemalang menyelenggarakan Jombore Kader Kesehatan yang bertemakan “Desa Siagaku Bebas Stunting” pada Kamis (29/08) di Obyek Wisata Pantai Widuri Pemalang, acara dihadiri beberapa  perwakilan Desa di Kabupaten Pemalang termasuk Desa Gombong Kecamatan Belik, yang terdiri dari Kepala Desa, Pengurus Forum Kesehatan Desa/Kelurahan (FKD/FKK), Bidan Desa serta Kader Kesehatan.

Acara dibuka oleh ibu Hj. Irna Setyowati , SE. yang kemudian dilanjutkan berbagai perlombaan yaitu lomba kreativitas dalam bentuk  senam stunting dan yel-yel , lomba keterampilan berupa penyelesaian puzzle dan study kasus permasalahan kesehatan di desa, serta lomba kekompakan dalam bentuk permainan.

Keseruan berlanjut setelah perlombaan selesai sembari menunggu pengumuman juri diadakan pembagian door prize dengan menjawab berbagai pertanyaan dan melanjutkan lirik lagu yang sedang dimainkan.