Upaya-upaya Pemerintah Desa Gombong dalam Pencegahan Penularan COVID-19

Serombongan pemudik Santri dari Ponpes Talang Tegal tengah melaporkan kepulangannya dengan tertib ke Posko Pencegahan COVID-19 Desa Gombong setelah disterilisasi.

Mewabahnya  virus corona (COVID-19) yang menjadi pandemi global telah berdampak serius terhadap sendi-sendi ekonomi dan kesehatan masyarakat, virus tersebut menyerang sistem pernafasan yang mengakibatkan penderitanya mengalami sesak nafas, pneumonia akut hingga kematian. Penularan COVID-19 tidak melalui udara melainkan melalui percikan, tetesan atau dalam istilah medis droplet saat seseorang batuk, bersin atau berbicara. Untuk itu Pemerintah Desa Gombong mengantisipasi penyebaran COVID-19 dengan menyediakan tempat cuci tangan di Kantor Kepala Desa Gombong serta di Pasar Desa Gombong.  Melihat perkembangan wabah  virus corona (COVID-19)  yang semakin memburuk di daerah JABODETABEK, menyebabkan banyak saudara-saudara kita warga desa Gombong yang sedang merantau beramai-ramai pulang kampung (mudik). Ini berpotensi menularkan kepada keluarga, saudara serta tetangga dan Pemerintah Desa Gombong kembali melakukan upaya pencegahan penularan COVID-19 dengan mengeluarkan himbauan bagi seluruh warga masyarakat  Desa Gombong  baik melalui media sosial maupun  woro-woro langsung keseluruh wilayah desa Gombong. 

Selain itu, pada Kamis (26/03) Pemerintah Desa Gombong membagikan desinfektan pada masing-masing kadus untuk dilakukan penyemprotan pada beberapa tempat-tempat umum, warga merespon hal tersebut dengan baik bahkan tidak sedikit pemuda-pemuda desa Gombong ikut serta  sukarela melakukan penyemprotan di lingkungannya, dan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 secara komperhensif dan menyeluruh di Desa Gombong  Pemerintah Desa Gombong juga  membentuk Tim Relawan Desa Lawan Covid-19 yang tertuang dalam Keputusan Kepala Desa Gombong No : 5 / III / Tahun 2020  yaitu membuat posko di halaman Balai Desa Gombong melibatkan semua unsur yang ada di desa dengan pelayanan 24 jam di fasilitasi ruang sterilisasi bagi pemudik, pendataan dan mengedukasi pemudik serta  memantau pemudik. pada Harapan usaha yang telah dilakukan Pemerintah Desa Gombong  bersama Tim Relawan tersebut dapat membuahkan hasil seluruh masyarakat  Desa Gombong terhindar dari penularan COVID-19.

Sosialisasi Sensus Penduduk Online 2020

Dalam rangka menuju satu data kependudukan Indonesia  Pemerintah Desa Gombong ikut berperan serta mensukseskan program tersebut  yang sebelumnya telah melakukan pembagian leaflet dan poster langkah pengisian sensus penduduk online dan kemudian pada  Kamis (11/03), melaksanakan sosialisai sensus penduduk online 2020 di Balai Desa Gombong yang bertujuan memberi wawasan bagi warga masyarakat desa Gombong dengan melibatkan  ketua RT dan RW dalam penginputan data melalui sensus penduduk online . Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dihadiri Tim Pendamping dari BPS Pemalang serta Ketua RT dan RW se-desa Gombong,  diawali sambutan dari Bapak Witro yang menyampaikan  setelah sosialisasi ini dilaksanakan agar ketua RT dan RW dapat meneruskan informasi serta membimbing warga sekitar untuk dapat berperan serta dalam sensus penduduk online. “Apabila kesulitan dapat menghubungi petugas BPS yang ada di desa Gombong Soakan RT 006 RW 003 yaitu Mbak Winda dan Mbak Aida, dapat pula ke balai desa Gombong dengan menghubungi  perangkat desa yang siap sedia membantu.” Imbuhnya

Acara dipandu tim pendamping dari BPS Pemalang mengajari ketua RT dan RW secara langsung, ketua RT dan RW yang hadir begitu antusias mereka menyiapkan berkas-berkas yang telah mereka bawa. Adapun langkah-langkah pengisian SPO sebagai berikut :

  1. Siapkan dokumen kependudukan (KTP, Kartu Keluarga, Akta Nikah/Cerai)
  2. Masuklah ke laman sensus.bps.go.id
  3. Masukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK) anda
  4. Klik kotak kosong pada Capctha lalu klik “Cek Keberadaan”
  5. Jika pertama kali melakukan akses akses pada SPO, buatlah kata sandi dan pilih pertanyaan keamanan yang paling sesuai. Lalu kilk “Masuk”
  6. Masukkan kata sandi yang telah dibuat sebelumnya
  7. Bacalah panduan awal mengenai pengisian SPO, lalu klik “Mulai Mengisi”
  8. Pilihlah bahasa yang paling dikuasai
  9. Ikuti petunjuk yang ada dan jawblah seluruh pertanyaan yang diberikan dengan jujur dan sebenar-benarnya
  10. Setelah mengisi seluruh pertanyaan, klik tombol “Kirim”
  11. Unduh atau kirimkan bukti pengisian ke email anda dengan mengisikan alamat email.

Akses sensus penduduk online akan berakhir pada 31 Maret 2020 diharapkan warga desa Gombong dapat segera mengisi  data pada laman sensus.bps.go.id terutama pada generasi muda yang lebih mengetahui teknologi. Karena informasi penduduk tersebut sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pembangunan Indonesia.

Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang Study Banding ke Desa Gombong

Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan sedang menyampaikan materi peran Dinas Pertanian Kab. Pemalang dalam mewujudkan kemandirin pangan melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan sedang menyampaikan materi peran Dinas Pertanian Kab. Pemalang dalam mewujudkan kemandirin pangan melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Selasa (17/02), Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang melaksanakan kegiatan pengembangan Desa Mandiri Pangan (DMP) yaitu kegiatan sekolah lapang atau study banding dengan Kelompok Afinitas Tunas Muda Desa Gombong, Membentuk kelompok memang mudah namun untuk mengelola menjaga agar kelompok dan kegiatan tetap aktif tidaklah mudah, Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Tunas Muda dibentuk sejak tahun 2016 di Dukuh Silemped desa Gombong, Kec. Belik Kab. Pemalang  dengan Akta Notaris pada tangal 12 April 2016 dan SK desa Nomor 141/5/Tahun 2017.

Kelompok yang tengah sukses dalam mewujudkan kemandirian pangan ini memiliki permodalan awal senilai Rp. 4.370.000 berasal dari swadaya kelompok dan bantuan Domba Gibas sejumlah 30 ekor berasal dari bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah, bantuan domba tersebut dikelola secara komunal menjadi 3 kandang dengan sistem pengembangan ternak domba dengan cara menjual cempe ditukar dengan induk yang baru. Dalam pengembangan ternak tersebut sudah mencapai populasi 106 ekor namun ada 11 ekor yang meninggal sehingga saat ini menjadi 95 ekor. Kelompok afinitas muda juga melakukan kemitraan dengan KWT Sumber Rejeki sehingga dapat meningkatkan pengelolaan dan pengembangan kelompok. Kelompok tersebut telah mempunyai prestasi yaitu Juara I Lomba Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Tingkat Kabupaten Pemalang Tahun 2019, Juara I Lomba Tanaman Hias Tingkat Kec. Tahun 2017 (KWT Sumber Rejeki), Juara 1 Lomba DMP Tahun 2019 Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tidak heran kini dilirik kabupaten lain yang ingin memiliki desa seperti Desa Gombong terutama dalam pengembangan DMP.

Tim dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang tiba di desa Gombong sekitar pukul 11.00 disambut rintikan hujan dan tabuhan rebana dari kwt Sumber Rejeki. Dihadiri peserta kurang lebih sejumlah 30 orang, hadir pula dari Dinas Pertanian Kabupataen Pemalang  Bapak Muntoha, SP.MM Kabid Ketahanan Pangan dan Ibu Retno Widyaharti, SP.MP Kasi Kerawanan Pangan dan stafnya Bapak Iswanto.  Acara dibuka sambutan Bapak Karso selaku Kasi Pelayanan Desa Gombong dalam acara tersebut juga disampaikan beberapa kiat-kiat atau kunci sukses dalam mempertahankan eksistensi Kelompok Afinitas Tunas Muda diantaranya yaitu :

  • Rutin melaksanakan rapat anggota setiap hari Jumat Pon untuk membahas kegiatan kelompok.
  • Kelompok memiliki AD / ART Kelompok yang tercantum dalam Akta Notaris
  • Memiliki buku-buku administrasi
  • Mengembangkan usaha kelompok, seperti:
  1. Usaha pupuk kompos
  2. Budidaya tanaman hias
  3. Budidaya ternak ayam potong
  4. Budidaya ternak Kelinci dan Lebah
  5. Budidaya tanaman holtikultura
  6. Budidaya tanaman Nanas 10 Ha
  7. Mengembangkan Pakan Ternak (Rumput Odot)
  8. Mengembangkan warung DMP yang dikelola oleh KWT

Beberapa pertanyaan di ajukan salah satunya dari Bapak Yulianto pengurus kelompok tani dari Desa Plumutan Kecamatan Bancak, tanya jawab selesai dilanjut pengejekan lapangan dengan meninjau dan belajar langsung di tempat. Ditemui setelah selesai jamuan makan siang Bapak Bambang Widodo Spt. selaku Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kabupaten Semarang merasa terkesan dapat bersilaturahmi di desa Gombong dengan disambut hujan dirinya mengatakan merupakan berkah ”Harapan setelah ini dapat ditiru di kelompok afinitas yang ada di kabupaten Semarang wong apik yo kudu ditiru to”. imbuhnya

 

Beasiswa Bagi Siswa Berprestasi

Pendidikan merupakan pondasi penting dalam membangun dan mengembangkan potensi diri dimasa depan, tidak hanya pengetahuan yang diperoleh namun dengan adanya pendidikan dapat membangun pula karakter sikap sopan santun seseorang, menunjang karir atau pekerjaan, bahkan dapat pula mengubah impian menjadi kenyataan. Wujud perhatian pemerintah desa Gombong kini tidak hanya pada infrstruktur semata hal ini terwujud dari adanya beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan salah satunya yaitu pada bidang pendidikan

Dalam rangka meningkatkan semangat belajar dan motivasi berprestasi siswa-siswi sekolah dasar di Desa Gombong. Pemerintah Desa Gombong memberikan beasiswa  bagi siswa-siswi yang berprestasi bertepatan dengan berakhirnya Ujian Semester I yang telah dilaksanakan. Untuk tahun 2019 Pemerintah Desa Gombong baru mengalokasikan beasiswa tersebut pada dua sekolah dasar yaitu SD Negeri 01 Gombong dan SD Negeri 05 Gombong yang dananya bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2019. Beasiswa diperuntukan bagi siswa-siswi yang berprestasi yakni yang memperoleh peringkat 1,2 dan 3 dikelasnya. Jumlah keseluruhan penerima beasiswa tersebut adalah 36 siswa. Adapun pembagian beasiswa dilaksanakan pada Rabu (18/12/2019) oleh Kaur Keuangan dan Kasi Kesejahteraan Desa Gombong diawali apel yang dipimpin oleh Bapak Untung S.Pd selaku Plt Kepala Sekolah SD Negeri 01 Gombong. Pembagian beasiswa berlangsung dengan tertib terlihat raut wajah gembira siswa-siswi yang beruntung mendaptakan beasiswa tersebut.

Ditemui di ruangannya Kepala Desa Gombong ibu Hadiatun N. mengatakan dirinya telah menugaskan Kaur dan Kasi yang membidangi kegiatan tersebut, Beliau berharap siswa termotivasi untuk bisa berprestasi. “Harapan adanya pemberian beasiswa tersebut yaitu supaya dapat memberikan motivasi berprestasi pada siswa-siswi yang lain, membentuk individu-individu yang bertanggung jawab, berdaya saing sehat dan kreatif.” Ujarnya

Kabut Ditangkap, Air Didapat

Pemaparan Alat Penangkap Kabut (Fog Catcher) oleh Mahasiswa KKN Undip
Pemaparan Alat Penangkap Kabut (Fog Catcher) oleh Mahasiswa KKN Undip

PEMALANG (07/02). Meskipun berada di daerah perbukitan tidak membuat Desa Gombong mempunyai sumber mata air. Tidak adanya sumber mata air menjadi permasalahan utama yang ada di Desa Gombong, apabila musim kemarau tiba. Pasalnya sumber air masyarakat Desa Gombong hanya mengandalkan air hujan. Pompa yang terdapat di rumah-rumah tidak akan berfungsi jika musim kemarau tiba karena tidak adanya sumber air. Guna mensiasati kekeringan, masyarakat Desa Gombong biasanya membeli tangka berisi air dengan harga yang relatif mahal, namun jumlahnya terbatas. Selain membeli dengan dana pribadi, masyarakat Desa Gombong juga mengandalkan bantuan dari pemerintah setempat untuk mendapatkan air bersih.

Berawal dari permasalahan itu salah satu mahasiswa KKN Undip bernama Hanif Muhammad Rakha (21) mencoba untuk membantu mencari jalan keluar dengan membuat alat penangkap kabut, melalui alat tersebut diharapkan dapat menghasilkan air dari kabut-kabut yang berada di Desa Gombong. Dikarenakan terletak di kawasan pegunungan, terdapat  beberapa bukit dengan intensitas kabut yang tebal. Tiga bukit tersebut berada di tengah desa dan di utara desa.

Pembuatan alat penangkap kabut dilakukan dengan menggunakan paranet. Percobaan instalasi alat dipasang pada salah satu bukit yang berada di tengah desa yaitu Bukit Aringkuk. Proses menangkap kabut menggunakan alat tersebut dilakukan selama satu minggu guna mendapat hasil yang maksimal. Setelah melakukan percobaan, alat penangkap kabut kemudian disosialisasikan kepada masyarakat yaitu pada Kelompok Tani Tunas Muda, Jumat (7/2) dan perangkat desa, Senin (10/2). Diharapkan dengan adanya alat penangkap kabut ini masyarakat dapat menindaklanjuti dan mengembangkannya di desa, sehingga masyarakat dapat mendapatkan alternatif sumber air lain, terutama dalam pengairan di perkebunan.

Mahasiswa KKN UNDIP bersama Disporapar Jateng rancang lapangan desa menjadi wisata olahraga

Pemalang (31/01), Tempat wisata adalah tempat yang paling banyak dicari oleh orang-orang untuk melepaskan penat dari kesehariannya, tak terkecuali wisata olahraga yang sedang banyak diminati oleh masyarakat umum. Hal ini juga yang melatarbelakangi Kepala Desa Gombong untuk merancang wisata olahraga, dengan dibantu oleh Sarah Hanifia (21) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bekerjasama dengan Disporapar Jateng di Desa Gombong.

Desa Gombong mempunyai lapangan desa yang berada di dekat SD 01 dan SD 05 Gombong, dimana lapangan desa ini mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi wisata olahraga yang nantinya masyarakat Desa Gombong dapat berolahraga dan menjalani kegiatan-kegiatan positif di tempat itu. Mahasiswa KKN UNDIP yang bekerjasama dengan Disporapar Jateng mengusulkan konsep “Taman Sehat” yang dapat digunakan oleh masyarakat Desa Gombong untuk menyehatkan tubuh dengan cara berolahraga seperti olahraga permainan, olahraga yang menggunakan alat, bersepeda, dan olahraga aerobic (lari, senam, dan lain-lain). Hasil dari rancangan ini diseminasikan kepada Kepala desa, perangkat desa, dan kelompok tani Tunas Muda pada tanggal 31 Januari 2020.

Diharapkan dengan adanya rancangan “Taman Sehat” sebagai wisata olahraga baru di Desa Gombong dapat menjadi masukan bagi pemerintah desa dan masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata olahraga ini. Karena dengan pengelolaan yang baik dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat dan dapat memfasilitasi pemasaran produk lokal yang ada di Desa Gombong

Tingkatkan Daya Jual Produk, Mahasiswa Undip Kenalkan Marketplace pada Kelompok Tani

 

PEMALANG (30/01/2020), Kamis (30/1), Mahasiswa KKN Undip melakukan kegiatan sosialisasi mengenai optimalisasi pemasaran guna meningkatkan daya jual produk olahan. Kegiatan diawali dengan pengenalan mengenai pemasaran, lalu kemudian penjelasan mengenai branding produk, packaging, serta penggunaan marketplace atau situs belanja online. Dalam pengenalan marketplace, mahasiswa KKN Undip menunjukan tata cara  salah satunya adalah langkah mengunggah (upload) produk pada situs marketplace. Melalui sosialisasi tersebut diharapkan KWT Sumber Rezeki dapat meningkatkan daya jual produk olahan dan dikenal diberbagai kalangan masyarakat tidak hanya di wilayah Desa Gombong.

Desa Gombong mempunyai potensi sayur mayur yang sangat besar, alhasil mayoritas masyarakat desa memilih bekerja sebagai petani sayur, selain petani tidak sedikit juga masyarakat yang memilih sebagai peternak. Mengingat banyaknya petani sayur di desa mengakibatkan pada menumpuknya sayuran hasil panen yang tidak laku terjual dipasaran. Hasil panen yang tidak laku tersebut kemudian dibuang atau bahkan dibiarkan membusuk. Dari latar belakang tersebut kini telah banyak kelompok-kelompok tani yang sadar dan memanfaatkan sayuran yang menumpuk tersebut. Salah satu langkah memanfaatkan hasil pertanian adalah dengan membuat produk olahan.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Rezeki merupakan kelompok tani yang terletak di Dukuh Silemped, dan termasuk dalam salah satu kelompok tani yang memproduksi produk olahan. Beberapa produk yang dihasilkan adalah keripik singkong, kerupuk wortel, stik labu siam, dan yang paling menarik, dodol labu siam. Kelompok tani yang telah menjuarai kompetisi Desa Mandiri Pangan Provinsi Jawa Tengah ini diketuai oleh Ibu Watri. Meskipun telah menjuarai salah satu kompetisi tingkat provinsi, kelompok tani ini masih kesulitan dalam memasarkan produk olahan. Produk olahan yang ada masih banyak dipasarkan di dalam Desa Gombong sendiri. Pemasaran yang belum maksimal ini hanya dilakukan secara langsung dengan cara menitipkan produk pada warung maupun toko. “Ini dijualnya masih di warung-warung sini sih, sama biasanya nunggu dari pesenan orang juga” ujar Ibu Watri, Ketua KWT Sumber Rejeki kepada mahasiswa KKN Undip. Dari masalah tersebut, mahasiswa KKN Undip kemudian tergerak untuk memberikan sosialisasi mengenai pemasaran produk supaya kelompok tani penjualan produk dapat dilakukan dengan maksimal.

 

Perpustakaan Desa: Sarana Belajar Alternatif Masyarakat

jaman yang modern dengan adanya gadget dan peralatan elektronik lainnya minat baca dengan media buku sepertinya mulai berkurang, kebanyakan anak-anak sekarang lebih gemar bermain handphone, game, ps dan sebagainya. Buku bacaan kini tidak lagi dilirik apalagi dibuka dan dibaca padahal banyak manfaat dalam membaca bagi anak-anak diantaranya yaitu

  • Melatih daya ingat
  • Melatih susunan berbicara yang baik
  • Memperluas pengetahuan dasar
  • Mengenal variasi huruf
  • Meningkatkan kreativitas
  • Membentuk pola perilaku di keluaga dan lingkungan sosial
  • Mengenal konsep baru

Sebuah ruang kecil ditengah-tengah ruang pkk dan ruang serbaguna kantor kepala desa Gombong terkesan gelap, lembab, berdebu dengan setumpukan buku-buku mengundang rasa prihatin kepala desa akan adanya perpustakaan desa yang telah berdiri sejak tahun 2009 diberi nama Perpustakaan Gemar Baca namun kini sudah tidak ada yang gemar membaca di perpustakaan tersebut bahkan hampir sudah tidak ada pengunjung, beberapa usaha untuk menghidupkan kembali perpustakaan  tersebut diantaranya  yaitu pengadaan buku-buku, melayangkan surat pada sekolah-sekolah dan memfasilitasi adanya free wifi di mana sekarang ini anak-anak lebih suka mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dengan membuka internet. Usaha tersebut sepertinya belum membuah kan hasil hanya 1 (satu) kelas dari SDN 01 Gombong yang mau mengunjungi perpustakaan tersebut, dan kebetulan datang mahasiswa KKN dari UNDIP (Universitas Diponegoro) Semarang dan kebetulan pula ada yang dari jurusaan ilmu perpustakaan, dari situlah Kepala Desa ibu Hadiatun N. meminta agar menghidupkan kembali perpustakaan yang ada berharap bangunan kokoh yang telah dibangun dan buku-buku yang ada tidak sia-sia dapat dimanfaatkan dengan baik. Tindak lanjut dari permintaaan kepala desa Gombong dalam rangka mengenalkan Perpustakaan Desa Gombong, mahasiswa KKN Undip mengundang dan mengajak murid sekolah dasar untuk mengunjungi perpustakaan desa yang berlokasi di Balai Desa Gombong pada Kamis (6/2). Murid sekolah dasar yang berkunjung merupakan murid kelas tiga SD Negeri 01 Gombong sejumlah 47 anak. Kegiatan pengenalan perpustakaan dilakukan dengan mengajak para murid masuk dan memanfaatkan langsung perpustakaan desa, selain itu dijelaskan pula mengenai jam buka perpustakaan, jenis-jenis koleksi buku yang tersedia, serta tata cara peminjaman buku perpustakaan.

Kegiatan ini kemudian dilanjut juga dengan kegiatan penumbuhan minat baca melalui dongeng dan pemutaran film. Dongeng dan film yang ditampilkan mengandung pesan akan pentingnya membaca. Pembacaan dongeng dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip, cerita yang disampaikan mengandung akan manfaat dan pentingnya membaca. Film yang diputar merupakan film pendek yang berkisah mengenai seorang anak yang mengubah jalan hidupnya mejadi lebih baik dengan membaca.  Melalui kegiatan tersebut diharapkan murid sekolah dasar dapat lebih memahami dan mengerti akan pentingnya membaca dan tergerak untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan desa.

Beberapa sekolah dasar di Desa Gombong masih belum memiliki perpustakaan, sehingga kunjungan murid ke perpustakaan desa ini dapat menjadi alternatif sarana belajar bagi anak-anak dan masyarakat desa. Perpustakaan Desa Gombong memiliki koleksi buku anak meliputi buku cerita, cerpen, komik, buku edukasi, dan bahkan buku pelajaran. Selain buku anak, terdapat pula koleksi buku mengenai pertanian, peternakan, kesehatan, agama, dan lain sebagainya. Perpustakaan desa kini dapat dikunjungi setiap hari Senin hingga Jumat pada jam 09.00 – 12.00.

Antusiasme anak-anak terlihat dari surak suara, tepuk tangan,  ikut serta menyanyi dan berebut menjawab pertanyaan. Riang terlihat wajah mungil gelagak tawa anak-anak dalam mengikuti setiap gerakan-gerakan yang di pandu oleh kakak-kakak KKN.

Ayu , Sarah , Alung , dan Nurul berhasil mencuri perhatian anak-anak dengan gerakan dan nyanyian ayam tersebut, ketika tiba sesi pertanyaan dengan diimingi sebuah hadiah untuk anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan, mereka berlomba mengangkat tangan tinggi-tinggi seraya berharap maju menjawab pertanyaan dan mendapat hadiah. 4 orang anak yang beruntung mendapatkan hadiah diantaranya yaitu Diva, Dinda, Banu dan satu lagi yaitu ketua kelas dari kelas 3 tersebut bernama Abdan. Acara selasai sekitar pukul 11.30 diakhiri dengan doa bersama.

 

Bantuan Rumah Tidak Layak Huni

Rumah milik ibu Tarmini salah satu warga penerima bantuan
Rumah milik ibu Tarmini salah satu warga penerima bantuan

Selasa (04/02), Tim Fasilitasi Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) Kecamatan Belik mengadakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan Dana Desa tahap II dan tahap III tahun 2019 salah satunya kegiatan berupa bantuan perumahan rumah tidak layak huni (RTLH) jumlah penerima 5 (lima) orang bukti Pemerintah Desa Gombong memerhatikan warganya yang memiliki rumah namun belum/tidak layak huni.
Menurut UU Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. adapun bantuan perumahan lainnya di tahun 2019 antara lain bantuan provinsi penerima sejumlah 3 (tiga) orang, bantuan Kabupaten penerima sejumlah 20 (dua puluh) orang dan BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) sumber dana dari APBN. BSPS ada dua jenis kegiatan yaitu PBRS (Pembangunan Baru Rumah Swadaya) dan PKRS (Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya) program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta prasarana, sarana dan utilitas dengan syarat penerimanya yaitu sebagai berikut :
– WNI yang sudah berkeluarga
– Memiliki atau menguasai tanah dengan alas hak yang sah yaitu tidak dalam sengketa dan sesuai tata ruang wilayah
– Belum memiliki rumah atau memiliki dan menempati satu-satunya rumah dengan kondisi tidak layak huni
– Belum pernah memperoleh BSPS atau bantuan perumahan
– Berpenghasilan paling banyak sebesar upah minimum provinsi
– Bersedia berswadaya dan membentuk kelompok dengan pernyataan tanggung renteng
Di Desa Gombong baru pertama kali pelaksanaan BSPS jenis kegiatan PKRS yaitu sebesar Rp. 17.500.000,-/ orang dengan jumlah penerima 25 (dua puluh lima) orang berbeda dengan bantuan perumahan lainnya penerima dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, program tersebut mempunyai prinsip antara lain :
– Tepat sasaran, prosedur, waktu, pemanfaatan dan akuntabel
– Masyarakat pelaku utama
– Bantuan Pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat
– Pengungkit keswadayaan masyarakat
– Gotong-royong dan berkelanjutan
– Fasilitator pendamping masyarakat
– Output rumah layak dan terhuni

Hari Jadi Kabupaten Pemalang

Jum’at (24/01), merupakan hari jadi Kabupaten Pemalang yang ke 445 tema yang diambil kali ini yaitu “Kerja Bersama untuk Pemalang Maju” semarak rangkaian acara diselenggarakan sebagai peringatan hari jadi ke-445 Kabupaten Pemalang Tahun 2020 diantaranya Bupati Cup Pemalang Soda Racing, Pentas Wayang Kulit, Khaul Pangeran Benowo, Ziarah Makam Leluhur, Sema’an Al Qur’an , Tahlil dan Do’a Bersama,  Kirab Pataka Pemalang start dari Balai Desa Sungapan dan finish di Pendopo Kabupaten Pemalang , Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kab. Pemalang, Pengajian Akbar, Road to Kilau Raya Live MNC TV, Lomba Burung Berkicau, Festival Seni dan Budaya, Sport Vaganza, Pemalang Expo, Gelar Budaya Taman, Ruwat Banyu Taman, Boyog Kenthongan, Pengajian Akbar, Tumpengan, Karnaval Produk Unggulan, Gelar Budaya, Taman Run, Gathering dan Kompetisi Airsoft Nasional, Offroad dan Trabas. Bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Pemalang alangkah baiknya kembali mengingatkan sejarahPemalang.

Masa Kadipaten dibawah Kerajaan Mataram

Sejak sekitar 1622–1623, wilayah Pemalang sudah menjadi apanase (daerah kekuasaan) Pangeran Purbaya dari Mataram, yang mana seorang Kyai Lurah mewakilinya sebagai pelaksana pemerintahan setempat (stads houder).[11][12]

Seorang tokoh bernama Raden Maoneng diyakini masyarakat Pemalang sebagai salah seorang leluhur mereka.[13] Makamnya di Dukuh Maoneng, Desa Bojongbata, di pinggir Kecamatan Pemalang sebelah selatan banyak dikunjungi peziarah.[13] Beberapa sumber menyebutkan adanya tokoh bernama Tumenggung Mangun-Oneng, yaitu seorang panglima perang Sultan Agung yang memimpin pasukan Mataram dalam penaklukkan Surabaya pada tahun 1625.[14] [15]

Pada masa Sunan Amangkurat I memerintah Mataram (1645–1677), Pemalang sudah berkembang menjadi salah satu dari kota-kota niaga maritim di pesisir utara Jawa, yang diatur dan diawasi dengan ketat oleh Mataram.[8]

Catatan Belanda menyebutkan bahwa Mataram mengangkat para adipati (stedehouders) dan syahbandar (sabandars of te tolmeesters) di kota-kota tersebut, serta memiliki dua pejabat tinggi (commissarissens) pengawas pesisir khusus untuk memastikan monopoli Mataram atas kegiatan perdagangan mereka.[8]

Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan tahta pemerintahan di Mataram setelah pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun 1678.

Masa Perang Diponegoro

Menurut catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah oleh Bupati yang bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh, dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823–1825 yaitu pada masa Bupati Reksadiningrat. Catatan Belanda menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak Belanda dalam perang Diponegoro di wilayah Pantai Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati Tegal, Kendal dan Batang tanpa menyebut Bupati Pemalang.

Sementara itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog van 1825–1830 dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826. Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.

Pada tahun 1832, Bupati Pemalang yang Mbahurekso adalah Raden Tumenggung Sumo Negoro. Pada waktu itu kemakmuran melimpah ruah akibat berhasilnya pertanian di daerah Pemalang. Seperti diketahui Pemalang merupakan penghasil padi, kopi, tembakau dan kacang. Dalam laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan afdeling dan Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Afdeling Pemalang dibagi dua yaitu Pemalang dan Randudongkal. Dan Kabupaten Pemalang terbagi dalam 5 distrik. Jadi dengan demikian Pemalang merupakan nama kabupaten, distrik dan Onder Distrik dari Karisidenan Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.

Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama terdapat di Desa Oneng. Walaupun tidak ada sisa peninggalan dari Kabupaten ini namun masih ditemukan petunjuk lain. Petunjuk itu berupa sebuah dukuh yang bernama Oneng yang masih bisa ditemukan sekarang ini di Desa Bojongbata. Sedangkan Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua dipastikan berada di Ketandan. Sisa-sisa bangunannya masih bisa dilihat sampai sekarang yaitu disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan). Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kabupaten yang sekarang ini (Kabupaten Pemalang dekat Alun-alun Kota Pemalang). Kabupaten yang sekarang ini juga merupakan sisa dari bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda. Yang selanjutnya mengalami beberapa kali rehab dan renovasi bangunan hingga kebentuk bangunan joglo sebagai ciri khas bangunan di Jawa Tengah.

Masa Kolonial Belanda

Pada tahun 1918, di Pemalang berdiri organisasi pergerakan wanita Wanito Susilo, yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.[16]

Kabupaten Pemalang mantap sebagai suatu kesatuan administratif pasca pemerintahan Kolonial Belanda. Sejak tahun 1948, Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Pemalang berkedudukan di Pemalang.[17]

Hari Jadi dan Sesanti

Sebagai suatu penghomatan atas sejarah terbentuknya Kabupten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang. Hal ini selalu untuk memperingati sejarah lahirnya Kabupaten Pemalang juga untuk memberikan nilai-nilai yang bernuansa patriotisme dan nilai-nilai heroisme sebagai cermin dari rakyat Kabupaten Pemalang.

Salah satu alternatif penetapan hari jadi Kabupaten Pemalang ialah pada saat diumumkannya pernyataan Pangeran Diponegoro untuk mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823. Namun, berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang, hari jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575, atau bertepatan dengan Hari Kamis Kliwon tanggal 1 Syawal 1496 Je 982 Hijriah. Keputusan tersebut selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang. Tahun 1575 diwujudkan dengan bentuk Surya Sengkala Lunguding Sabda Wangsiting Gusti yang mempunyai arti harfiah: kearifan, ucapan/sabdo, ajaran, pesan-pesan, Tuhan, dengan mempunyai nilai 5751. Sedangkan tahun 1496 Je diwujudkan dengan Candra Sengkala Tawakal Ambuko Wahananing Manunggal yang mempunyai arti harfiah berserah diri, membuka, sarana/wadah/alat untuk, persatuan/menjadi satu dengan mempunyai nilai 6941.

Adapun Sesanti Kabupaten Pemalang adalah Pancasila Kaloka Panduning Nagari, dengan arti harfiah lima dasar, termashur/terkenal, pedoman/bimbingan, negara/daerah dengan mempunyai nilai 5751

Geografi

Kabupaten Pemalang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara astronomis, kabupaten ini terletak antara 109°17’30” – 109°40’30” BT dan 6°52’30” – 7°20’11” LS. Luas wilayah kabupaten ini ialah sebesar 111.530 km².

Ibu kota kabupaten ini adalah Kota Pemalang, yang terletak di ujung barat laut wilayah kabupaten dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tegal. Kabupaten ini berjarak kira-kira 135 km ke arah barat dari Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, atau jika ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu lebih kurang 3-4 jam. Kabupaten Pemalang berada di jalur pantura Jakarta-Semarang-Surabaya. Selain itu terdapat pula jalan provinsi yang menghubungkan kabupaten ini dengan Kabupaten Purbalingga.

Topografi

Kabupaten Pemalang memiliki topografi bervariasi. Bagian utara merupakan dataran rendah, berupa daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1-5 meter di atas permukaan laut. Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6–15 m di atas permukaan laut; sedangkan bagian selatan merupakan dataran tinggi berupa pengunungan yang subur serta berhawa sejuk dengan ketinggian 16–925 m di atas permukaan laut. Puncak tertingginya ialah Gunung Slamet, yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga, dan merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. Wilayah bagian selatan Pemalang biasa disebut Waliksarimadu yaitu singkatan Watukumpul, Belik, Pulosari, Moga, Warungpring dan Randudongkal. Wilayah tersebut juga sering disebut sebagai Pemalang Selatan.

Wilayah Kabupaten Pemalang dilintasi oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai Comal, Sungai Waluh, dan Sungai Rambut,[18] yang menjadikannya sebagai daerah aliran sungai yang subur. Sungai Comal merupakan sungai terbesar, yang alirannya melalui tujuh wilayah kecamatan di kabupaten ini, dan bermuara ke Laut Jawa tepatnya di Ujung Pemalang.[18]

Salah satu objek wisata terkenal di Kabupaten Pemalang adalah Pantai Widuri.

Batas Wilayah

Batas wilayah Kabupaten Pemalang antara lain:

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Keterangan Ref.
1. R.A.A. Soedoro Soero Adikoesoemo 1930 1941
2. R.T.A. Rahardjo Soeroadikoesoemo 1941 1946
Masa Pemerintahan Indonesia
3. K.H. Makmur 1947
4. Soewarno 1947 1948
5. Mochtar 1950 1954
6. R.M. Soemardi 1954 1956
7. K. Machali 1957 1958
8. R.M. Soemartojo 1959 1966
9. Drs. Rivai Yusuf 1967 1972
10. Drs. Soedarmo 1973 1975
11. Yoesoef Achmadi 1975 1981
12. Slamet Haryanto, BA 1981 1991
13. Drs. Soewartono 1991 1996
14. Drs. H. Munir 1996 2000
15.
H.M. Machroes, SH 2000 2010
16. H. Junaedi, SH, MH 2011 2016
17 Budhi Rahardjo 2016 2016
18 H. Junaedi, SH, MH 2016

source : wikipedia.org